Breaking News

TRIBUN WIKI

Masjid Kedatukan Sunggal Serbanyaman, Saksi Sejarah Perlawanan Belanda

Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman adalah masjid bersejarah yang dibangun tahun 1885 oleh seorang Raja Sunggal.

Editor: Array A Argus
Tribun Medan
Potret bangunan Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman, saksi sejarah perjuangan melawan Belanda. 

Datuk Badiuzzaman Surbakti adalah seorang tokoh penting dalam sejarah wilayah Sunggal, yang lahir pada tahun 1845 di Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal.

Baca juga: Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Sudah Berdiri Satu Abad yang Dilaporkan Ambruk

Ia adalah Raja Sunggal (Urung Serbanyaman) dan pemimpin perjuangan melawan penjajahan Belanda dalam Perang Sunggal yang berlangsung antara tahun 1872 hingga 1895.

Datuk Badiuzzaman Surbakti berasal dari marga Surbakti, yaitu satu diantara marga dalam suku Batak Karo yang berada dalam induk marga Karokaro. 

Marga Surbakti ini memiliki wilayah ulayat yang meliputi daerah seperti Surbakti, Torong, Gajah, Jumaraja, Pancurbatu, Kutalimbaru, hingga Langkat. 

Mengenai pembangunan Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman, Datuk Indra Jaya mengatakan pembangunannya dimulai tahun 1885.

Baca juga: Sejarah Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Sudah Berdiri Satu Abad yang Dilaporkan Ambruk

Makam yang ada di sekitar Masjid Kedatukan Sunggal
Makam yang ada di sekitar Masjid Kedatukan Sunggal (TRIBUN MEDAN/ANUGRAH)

Pada masa itu, pembangunan masjid yang digagas dan diprakarsai Raja ke VII Kerajaan Sunggal itu sempat ditentang oleh Belanda.

Belanda melarang pembangunan masjid menggunakan semen.

Karena pelarangan itu, Raja Sunggal Datuk Diraja Badiuzzaman Sri Indra Pahlawan Surbakti kemudian memutuskan pembangunan masjid menggunakan putih telur sebagai perekat campuran pasir dan tanah.

Sejak saat itu, bangunan masjid berdiri kokoh.

Keberadaannya menjadi tempat ibadah sekaligus musyawarah dan pusat kegiatan masyarakat sekitar.

"Di sinilah tempat berkumpulnya orang-orang kerajaan saat itu untuk melawan Belanda," kata Datuk Indra Jaya. 

Baca juga: Sejarah G30S PKI, Kisah Kelam yang Menewaskan Sejumlah Jenderal TNI

Arsitektur yang Unik

Masjid Raya Kedatukan Sunggal Serbanyaman ini memiliki perpaduan gaya arsitektur yang unik.

Bangunan didirikan dengan arsitektur peraduan khas budaya Karo dan Melayu dengan ornamen dan warna khas.

Terdapat enam jendela besar dengan dominasi warna hijau dan kuning.

Empat pilar hijau menjadi penyangga utama sekaligus ornamen khas masjid.

Baca juga: Legenda Meriam Puntung: Warisan Sejarah Putri Hijau yang Tersisa di Sumatera Utara

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved