TRIBUN WIKI

Mengintip Kolam Renang Paradiso, Kolam Renang Tertua di Medan Sejak 1917

Kolam Renang Paradiso merupakan kolam renang tertua di Kota Medan yang terletak di Jalan Sisingamangaraja XII.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Google Foto Gizzle YT Youtube
BANGUNAN BERSEJARAH- Kolam Renang Paradiso merupakan bangunan bersejarah di Medan yang usianya sudah lebih dari 100 tahun. Hingga kini, bangunannya masih kokoh berdiri. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kota Medan memiliki beragam bangunan unik dan bersejarah.

Satu diantara bangunan bersejarah di Medan adalah Kolam Renang Paradiso.

Kolam Renang Paradiso ini usianya sudah lebih dari satu abad.

Lokasinya ada di Jalan Sisingamangaraja XII, Medan.

Baca juga: Gereja Katedral Medan, Gereja Katolik Pertama di Medan Berdiri Tahun 1879

Meski sudah berusia ratusan tahun, tapi kolam renang ini masih eksis dan sering dikunjungi masyarakat.

Untuk biasa retribusinya dimulai dari Rp 13.000 per orang.

Bagi kamu yang mungkin ingin mencoba menikmati berenang dengan sensasi bangunan bersejarah di Medan, kamu bisa mengunjungi Kolam Renang Paradiso ini.

Meski berusia sudah ratusan tahun, tapi kolam renang ini masih menjadi tempat yang layak untuk sarana olahraga renang.

Baca juga: Sejarah Hamparan Perak, Kampung yang Dibuka Datuk Setia Raja Tahun 1823

Kolam Renang Paradiso 1
BANGUNAN BERSEJARAH- Kolam Renang Paradiso merupakan bangunan bersejarah di Medan yang usianya sudah lebih dari 100 tahun. Hingga kini, bangunannya masih kokoh berdiri.

Sejarah Kolam Renang Paradiso

Kolam Renang Paradiso merupakan kolam renang tertua di Kota Medan yang terletak di Jalan Sisingamangaraja XII, tepat di persimpangan menuju Pusat Pasar (Sambu) Medan, dekat PDAM Tirtanadi dan Hotel Garuda.

Pembangunannya dimulai sekitar tahun 1917-1918 oleh arsitek terkenal asal Belanda bernama JM Hans Groenewegen.

Johannes Martinus Han Groenewegen, dikenal juga sebagai JM Hans Groenewegen, adalah seorang arsitek asal Belanda yang lahir pada 27 Oktober 1888 di Den Haag dan meninggal pada 4 April 1980 di Jakarta.

Baca juga: Hasi Nifolasara, Peti Jenazah para Bangsawan di Nias Berkepala Lasara

Ia dikenal sebagai arsitek yang aktif di Belanda dan Hindia Belanda (sekarang Indonesia) terutama dari tahun 1920-an hingga 1960-an.

Pada awalnya, kolam renang ini dibangun khusus untuk kalangan bangsawan Eropa dan keluarga Kesultanan Deli, dengan nama asli Medansche Zwembad Vereniging (Perkumpulan Perenang Medan).

Bangunan Paradiso berarsitektur Eropa dengan desain interior menyerupai amfiteater yang dikelilingi bangku panjang berundak agar pengunjung dapat dengan leluasa menonton aktivitas renang.

Baca juga: Sejarah Bangunan Balai Kota Lama Medan yang Kini Jadi Hotel Grand City Hall Medan

Saat ini, luas bangunan kolam renang mencakup area terbuka yang didominasi warna putih dan biru, dengan fasilitas standar seperti toilet, ruang ganti, dan bilik bilas, namun belum dilengkapi dengan wahana permainan air modern.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved