TRIBUN WIKI
Sejarah Siantar Hotel, Saksi Bisu Kota Siantar Sejak Masa Kolonial
Siantar Hotel merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terletak di pusat Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Siantar Hotel merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terletak di pusat Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, tepatnya di Jalan WR Supratman No 3.
Hotel ini bukan sekadar tempat menginap, melainkan juga saksi bisu perjalanan panjang kota ini sejak masa kolonial.
Siantar Hotel mulai dibangun pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1913 dan resmi dibuka pada 1 Februari 1915.
Baca juga: 10 Masjid Tertua di Indonesia yang Menjadi Sejarah Perjalanan Islam di Nusantara
Pendirinya adalah tiga orang berkebangsaan Swiss, yaitu Dr. Erns Surbeck (seorang dokter hewan), Hedwie Euse Surbeck, dan Lydia Rosa Otto Surbeck.
Pengelolaan hotel kemudian dipercayakan kepada Uegen Ralph Otto yang menjabat sebagai Direktur Utama.
Peralihan Kepemilikan dan Renovasi
Pada tahun 1969, kepemilikan Siantar Hotel beralih kepada Julianus Hutabarat.
Sejak saat itu, hotel ini terus dikembangkan dengan penambahan kamar, lobi, restoran, serta renovasi pada beberapa bagian bangunan.
Baca juga: Potret Masjid Agung Xian, Masjid Tertua Tiongkok Bisa Menampung 1000 Jemaah
Meski sudah banyak berubah, beberapa bagian asli masih bertahan hingga kini, terutama lantai kayu di area lobi dan restoran depan.
Peran Siantar Hotel dalam Sejarah Kemerdekaan
Menurut penelitian Jalatua Hasugian, dosen sejarah Universitas Simalungun, Siantar Hotel punya peran penting dalam perjuangan kemerdekaan.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, hotel ini sempat dijadikan markas militer.
Setelah proklamasi, para pemuda Pematangsiantar menyerang markas NICA/Belanda yang juga menempati Siantar Hotel.
Baca juga: Sejarah Hari Konstitusi Republik Indonesia yang Diperingati Tiap Tanggal 18 Agustus, Ada Peran SBY
Peristiwa heroik ini dikenal dengan sebutan “Siantar Hotel Berdarah” pada 15 Oktober 1945.
Untuk mengenangnya, dibangun sebuah Tugu Siantar Hotel tepat di depan hotel.
Monumen berbentuk persegi dari batu andesit ini merupakan sumbangan Sintong Bingei, pemilik pabrik rokok NV STTC.
Pada bagian tengah monumen terdapat inskripsi tentang penyerbuan para pemuda dan laskar rakyat, yang mengorbankan nyawa pejuang seperti Muda Radjagukguk dan Ismail Situmorang.
Selain monumen, peristiwa ini juga diabadikan dalam sebuah lukisan yang kini disimpan di Museum Sumatera Utara, Medan.
Baca juga: Keunikan Menu Western di Restoran Kitchenette, Marinasi Bumbu hingga 24 Jam
Misteri Terowongan Bawah Tanah
Hingga kini, masyarakat Siantar masih sering membicarakan legenda adanya terowongan bawah tanah di Siantar Hotel yang kabarnya terhubung hingga ke Pabrik Es.
Namun, penelitian arkeolog pada tahun 2003 tidak menemukan bukti adanya terowongan tersebut.
Ikon Sejarah dan Wisata Kota Pematangsiantar
Siantar Hotel bukan hanya sebuah tempat penginapan, melainkan juga simbol sejarah perjuangan rakyat Pematangsiantar dan Simalungun.
Dengan perpaduan nilai sejarah dan arsitektur kolonial yang masih tersisa, hotel ini menjadi salah satu ikon wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/siantar-hotel-masa-dulu.jpg)