BBKSDA Cek Informasi Keberadaan Harimau Sumatra, Tindaklanjuti Laporan Penampakan Warga 

Amatan Tribun Medan, pengecekan ini dilakukan di sekitar lokasi pengakuan warga yang sempat melihat hewan buas itu. 

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
JEJAK KAKI HARIMAU:Tim BBKSDA Sumut bersama Forkopimcam Namanteran, melakukan pengecekan ke lokasi kabar penampakan kehadiran harimau Sumatera di kawasan Desa Kuta Rayat, Kecamatan Namanteran, Selasa (9/9/2025). Dari pengecekan tadi, ditemukan sejumlah petunjuk salah satunya jejak kaki dengan ukuran lebar lebih dari 10 cm. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KABANJAHE - Warga Desa Kuta Rayat, Kecamatan Namanteran, berberapa hari ini, was-was akibat adanya informasi yang beredar tentang keberadaan Harimau Sumatra. Informasi ini, pertama kali muncul pada Sabtu (6/9) dimana seorang warga mengaku melihat keberadaan hewan dengan nama latin Sumatera Tigris Panthera ini melintas. 

Menindaklanjuti laporan ini, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Wilayah Sumatra Utara (Sumut) bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Namanteran langsung melakukan pengecekan. 

Amatan Tribun Medan, pengecekan ini dilakukan di sekitar lokasi pengakuan warga yang sempat melihat hewan buas itu. 

Baca juga: Harimau Sumatera Keluar Hutan di Karo, Terekam Masuk ke Perladangan di Kecamatan Kutabuluh

"Pengecekan ini, berdasarkan laporan warga yang melihat keberadaan Harimau Sumatra pada Sabtu kemarin sekira pukul 20.00 WIB," ujar Kepala Resort Taman Wisata Alam (TWA) Deleng Lancuk, Samuel Siahaan, Selasa (9/9/2025). 

Mulanya, pengecekan dilakukan untuk melihat tanda-tanda keberadaan harimau tersebut seperti jejak kaki dan lainnya. Berdasarkan laporan warga tersebut, pertama kali harimau itu terlihat akan melintas di jalur penghubung Kabupaten Karo menuju ke Kabupaten Langkat. 

"Langsung kita lakukan pengecekan untuk melihat jejak-jejak Harimau Sumatra di seputar daerah ini," katanya. 

Pada pengecekan tadi, pantauan di lapangan tim menyusuri kawasan di radius 1 km dimana tempat jejak diduga bekas kaki Harimau Sumatra itu terlihat. Mulai dari pinggir jalan utama, sampai ke perladangan warga yang ditemukan mengarah ke kawasan hutan. 

Sejauh ini, Samuel menjelaskan, pihaknya masih belum dapat memastikan apa penyebab harimau tersebut berkeliaran hingga mendekati pemukiman warga. 

"Harimau ini beda di satu tempat dengan tempat lain, bisa jadi dari jelajahnya yang hanya melintas saja, atau pun habitatnya terganggu. Bisa saja mencari jati dirinya, dan mungkin saja mencari wilayah perkembangbiakannya," katanya. 

Diketahui, selama beberapa waktu terakhir, di sejumlah wilayah di Kabupaten Karo juga ditampakkan kemunculan Harimau Sumatra. Pertama kali informasi keberadaan harimau muncul di kawasan Kecamatan Kuta Buluh, dan pekan lalu dikabarkan terpantau juga di kawasan Kecamatan Mardingding. 

Ketika ditanya perihal fenomena ini, ia menjelaskan, pihaknya masih melakukan pendeteksian. Seperti beberapa aspek yang menjadi pemicu kemunculan harimau keluar dari kawasan hutan, masih menjadi bahan kajian tim BBKSDA. 

"Nah, ini yang masih kita kaji, karena ada beberapa faktor. Belum tau kita dari ketiga tempat ini, apakah faktornya sama atau tidak," ungkapnya. 

Ketika ditanya apakah dari ketiga lokasi kemunculan harimau ini merupakan satu satwa yang sama, ia menjelaskan, pihaknya masih belum dapat memastikan. Faktor utama waktu yang berdekatan dan mengingat jarak yang berjauhan dari ketiga lokasi tersebut kemungkinan kecil yang terlihat oleh warga merupakan harimau yang sama. 

"Sementara kita belum bisa pastikan, karena tempat yang cukup jauh. Tapi bisa juga sama, karena mengingat harimau ini skup jelajahnya cukup luas. Kita akan lakukan pengecekan lagi," ucapnya. 

Ditanya perihal hasil dari pengecekan, Samuel menjelaskan pihaknya memprediksi harimau yang berkeliaran ini sudah berukuran cukup besar, dengan prediksi umur menginjak remaja hingga dewasa. Hal tersebut, berdasarkan pengecekan beberapa jejak yang ditemukan tadi dengan panjang lebih dari 10 cm. 

Namun, pada pengecekan tersebut, tim menemukan beberapa kendala untuk pendeteksian salah satunya ialah bekas jejak yang sudah tidak terlalu terlihat. Selain itu, melihat zona perjalanannya cukup luas, pihaknya juga masih belum dapat memastikan asal dan ke mana saat ini harimau tersebut pergi.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved