Youtuber Stevansyoung Didatangi Banser Usai Bikin Konten Bahas Trans7 dan Pesantren yang Lagi Viral

TRIBUN-MEDAN.COM,- Stevanus Revaldo, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Stevansyoung tengah menuai sorotan warganet setelah kediamannya didatangi Banser.

Banser adalah singkatan dari Barisan Ansor Serbaguna, sebuah organisasi kepemudaan dan keamanan di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Banser berfungsi sebagai ujung tombak Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) yang bertugas menjaga keamanan dan perdamaian masyarakat, khususnya dalam konteks kegiatan keagamaan dan sosial yang dilaksanakan oleh NU.

Baca juga: Kronologi 4 Oknum Polisi Tarik Paksa Ketua NasDem dari Dalam Pesawat, Bikin Malu Polrestabes Medan

Selain pengamanan, Banser juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan seperti pencegahan bencana alam dan bantuan untuk masyarakat kurang mampu.

Berkenaan dengan Stevansyoung, Banser mendatangi kediamannya pada Jumat (17/10/2025). 

Usut punya usut, kedatangan pengurus Banser Cabang Jember itu karena video yang dibuat Stevansyoung di akun Youtubenya.

Video itu membahas polemik Trans7 yang membahas soal kondisi pesantren dan kyai.

Baca juga: Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, BRIN Ungkap Sumbernya

Namun, video itu justru dianggap Banser sebagai tindakan yang tidak menghormati nilai-nilai pesantren dan para kiai.

Karena alasan itu lah, Banser datang ke rumah Stevensyoung.

“Pesantren punya ciri khas tersendiri yang tidak perlu disampaikan oleh orang yang tidak memahami tradisinya,” kata Muhammad Irwan, Wakil Komandan Satuan Banser Cabang Jember, dikutip dari Tribun Jatim.

Penjelasan Stevansyoung

Stevansyoung mengatakan bahwa video yang ia buat itu untuk mengalihkan perhatian publik ke isu lain yang menurutnya lebih penting.

“Konten tentang Trans7 itu saya buat agar orang-orang lebih fokus pada isu Undang-Undang tentang reses yang sedang dibahas di DPR,” jelasnya.

Baca juga: Pelajar SMA Swasta GBKP Kabanjahe Nikmati Menu MBG

Namun, Stevanus mengakui niatnya tersebut justru menimbulkan salah paham dan melukai perasaan warga NU serta Banser.

“Saya minta untuk stop membahas soal ini dan fokus pada Undang-Undang reses. Tetapi ternyata konten yang saya buat masih melukai hati teman-teman NU dan Banser,” katanya.

Stevanus menyampaikan permintaan maaf kepada para kader NU, Banser, serta pengikut kanal YouTube-nya.