Berita Viral
4 Temuan Terkait Makan Bergizi Gratis, Tanggapan Pakar Kesehatan hingga Dialihkan 10 Kg Beras
Tuntutan agar pemerintah menghentikan dan evaluasi program MBG menggema, seiring dengan banyaknya siswa yang keracunan.
Dari 1624 responden anak ada 583 anak menerima makanan MBG sudah rusak, bau dan basi.
Bahkan 11 responden menyatakan meski sudah rusak, bau dan basi mereka tetap mengonsumsinya karena berbagai sebab.
Kedua, soal tempat makan MBG di mana responden merasakan bau tidak sedap dari tempat makan MBG.
Ketiga, anak meminta makanan tetap fresh atau tidak basi saat mau dimakan.
Karena makanan yang sudah tidak fresh membuat siswa malas untuk menyantapnya.
Keempat, edukasi kepada penyedia MBG, siswa dan wali siswa bahwa memakan makanan bergizi itu sangat penting dan banyak manfaat yang akan didapatkan.
Dari temuan tersebut, bisa disimpulkan pemahaman MBG yang masih berkutat pada dampak ekonomi seperti alasan hemat, mengurangi uang jajan dan lain lain.
Anak senang adanya budaya makan bersama, namun aspek keamanan dan kebersihan pangan harus terjaga.
Oleh sebab itu, pemerintah harus memastikan pemenuhan hak anak untuk memperoleh makan bergizi gratis yang aman dan berkualitas, serta pemulihan atas kerugian yang ditimbulkan dari kasus tidak dinginkan seperti keracunan.
Tangapan Pakar Kesehatan
Pakar kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama menilai evaluasi menyeluruh harus segera dilakukan.
Ia mengidentifikasi tiga titik rawan dalam rantai penyediaan makanan MBG.
“Setidaknya ada tiga kemungkinan terjadinya keracunan dan harus dievaluasi mendalam,” ujar Prof Tjandra, Sabtu (20/9/2025).
Pertama, proses memasak di SPPG. Kebersihan alat, prosedur masak, dan pengemasan harus dijamin.
Namun, ia menekankan bahwa masalah tidak selalu berasal dari dapur.
“Kemungkinan titik kritis lain masih terbuka,” katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/siswa-keracunan-mbg-di-selteng.jpg)