Semaikan Garam di Ketinggian 10.000 Kaki, BMKG dan TNI AU Kerja Sama Rekayasa Cuaca
Penerbang I Mayor Kurniawan menjelaskan, dalam pesawat tersebut ada 6 orang yaitu 5 kru dari TNI AU dan 1 orang scientist BMKG.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG - Pihak BMKG dan TNI AU menyemaikan garam pada awan di kawasan Danau Toba dengan harapan akan turunnya hujan. Setiap kali penyemaian, pesawat Casa TNI AU membawa 800 kilogram garam (NaCl).
Penerbang I Mayor Kurniawan menjelaskan, dalam pesawat tersebut ada 6 orang yaitu 5 kru dari TNI AU dan 1 orang scientist BMKG.
Penyemaian garam ke awan atau modifikasi cuaca ini berlangsung karena musim kemarau panjang yang terjadi sekitar 2 bulan. Dan diperkirakan, saat ini adalah puncak kemarau.
"Pesawat J 212 seri 200 dioperasikan oleh s quadron udara 4 yang bermarkas di Lanud Abdurahman Saleh Malang. Kami membawa kru sejumlah 5 orang, 1 dari BMKG scientisnya," ujar Mayor Kurniawan, Senin (28/7/2025).
Baca juga: Cuaca Panas di Sumut Hari Ini Capai 36 Derajat, BMKG: Diprediksi Terjadi Selama Sepekan
Dalam penyemaian garam tersebut, pihaknya akan terbang pada ketinggian 9.000 hingga 10.000 kaki. Dan, mereka membawa garam seberat 800 kilogram.
"Di mana saja yang berpotensi awan yang bisa semai kami terbang di ketinggian 9.000 - 10.000 kaki baru dilaksanakan penyemaian. Kami membawa 800 kg NaCl yang nanti akan ditabur untuk menciptakan hujan," sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Sumut Edison Kurniawan menjgelaskan, modifikasi cuaca berlangsung di kawasan Danau Toba selama sepekan. Pesawat milik TNI AU ini sudah siaga di Bandara Silangit dan direncanakan meneyemai garam ke awan sebanyak 3 kali dalam satu hari.
"Kegiatan modifikasi cuaca akan berlangsung pada tanggal 26 hingga 31 Juli 2025. Ini merupakan sorti pertama," terang Edison, Senin (28/7/2025).
Penyemaian difokuskan pada kawasan Danau Toba, Georpark Caldera Toba. Dengan adanya penyemaian garam ini, hujan dapat terjadi di kawasan Danau Toba.
"Dan kita harapkan, hujan bisa terjadi khususnya di 7 kabupaten/ kota yang ada di kawasan Danau Toba ini," katanya.
Musim kemarau panjang di kawasan Danau Toba diduga menjadi pemicu Karhutla yang menghanguskan ratusan hektare lahan. Sehingga pihak BKMG bersama TNI AU menggelar modifikasi cuaca dengan menyemaikan garam (NaCl) pada awan untuk menghasilkan hujan.
Menurutnya, turunnya hujan dengan sendirinya mengurangi titik Karhutla di Kawasan Danau Toba.
Dikatakannya, Pemerintah Pusat sedang consern dengan terjadinya Karhutla yang ada di kawasan Danau Toba melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi dan stakeholder lainnya," sambungnya.
"Ke depan, kegiatan ini berdampak bagi kelestarian alam, khususnya mengurangi titik api di kawasan Danau Toba ini," pungkasnya.
Usul dari Lima Kabupaten
| 1.708 Ha Lahan Hangus Terbakar, Karhutla Tertinggi Ada di Samosir |
|
|---|
| Kapolres Samosir Pimpin Patroli Humanis Cegah Karhutla di Huta Ginjang |
|
|---|
| Lancang Kuning: Senjata Teknologi Polri Selamatkan Hutan Indonesia dari Perambah dan Karhutla |
|
|---|
| Cegah Karhutla saat Kemarau, Polsek Silau Kahean Cek Titik Api di Nagori Dolok Marawa Simalungun |
|
|---|
| Kapolres Humbahas Kerahkan Personel Imbau Warga Agar Jaga Keselamatan Hutan Pebukitan Danau Toba |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pesawat-Casa-TNI-AU-membawa-garam-seberat-800.jpg)