TRIBUN WIKI

6 Fakta Sejarah Seputar Tragedi Kudatuli atau Sabtu Kelabu 27 Juli 1996

Kudatuli 1996 merupakan sebuah tragedi penting sejarah politik Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 27 Juli 1996 di kantor DPP PDI.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Massa yang menamakan diri Forum Komunikasi Kerukunan (FKK) 27 Juli membakar ban saat demo di depan Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Senin (27/7/2015). Mereka mendesak Presiden Jokowi menuntaskan peristiwa penyerangan Kantor PDIP 27 Juli 1996 dan menolak Sutiyoso menjadi Kepala BIN karena diduga terlibat penyerangan tersebut. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Mereka datang dengan menggunakan delapan kendaraan truk mini bercat kuning.

Seperti dikutip dari Harian Kompas, 29 Juli 1996, sebelum terjadinya kerusuhan, massa melakukan dialog dengan massa pendukung Megawati yang meminta agar kantor dinyatakan status quo.

Namun, kesepakatan tidak tercapai.

Setelah itu, pada 06.35 WIB, terjadi bentrokan antara kedua kubu.

Massa pendukung Soerjadi melempari Kantor DPP PDI dengan batu dan paving block.

Baca juga: Sound Horeg Haram, Bagaimana Sejarah dan Asal Usul Pertunjukan ini?

Massa pendukung Megawati pun membalas dengan benda seadanya di sekitar halaman kantor.

Kemudian, mereka berlindung di dalam gedung kantor sebelum akhirnya diduduki massa pendukung Soerjadi.

Tepat pukul 08.00 WIB, aparat kemanan mengambil alih dan menguasai Kantor DPP PDI.

Sebelumnya, bangunan kantor dikuasai oleh massa pendukung Megawati sejak awal Juni 1996.

Selanjutnya, Kantor DPP PDI dinyatakan sebagai area tertutup dan tidak dapat dilewati.

Bahkan, pers tidak diperkenankan melewati garis polisi.

Baca juga: Sejarah Hari Bhayangkara yang pada 1 Juli 2027 Memasuki Usia 79 Tahun

Kantor DPP PDI juga dijaga pasukan anti huru-hara.

Pada pukul 08.45 WIB, aparat mulai mengangkut sekitar 50 warga pendukung Megawati yang tertahan di kantor dengan menggunakan tiga buah truk.

Sementara, 9 orang lainnya diangkut dengan dua mobil ambulans.

Selepas itu, pada pukul 11.00 WIB, massa yang memadati ruas Jalan Diponegoro dan sekitarnya terus membengkak dari ratusan orang menjadi ribuan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved