TRIBUN WIKI

6 Fakta Sejarah Seputar Tragedi Kudatuli atau Sabtu Kelabu 27 Juli 1996

Kudatuli 1996 merupakan sebuah tragedi penting sejarah politik Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada 27 Juli 1996 di kantor DPP PDI.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Massa yang menamakan diri Forum Komunikasi Kerukunan (FKK) 27 Juli membakar ban saat demo di depan Kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta Pusat, Senin (27/7/2015). Mereka mendesak Presiden Jokowi menuntaskan peristiwa penyerangan Kantor PDIP 27 Juli 1996 dan menolak Sutiyoso menjadi Kepala BIN karena diduga terlibat penyerangan tersebut. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Warganet ramai membahas seputar Kudatuli 1996.

Ya, Kudatuli 1996 merupakan tragedi penting dalam sejarah politik Indonesia.

Bagi PDI Perjuangan, Kudatuli 1996 merupakan insiden yang melambungkan nama ketua umumnya saat ini, yakni Megawati Soekarnoputri.

Karenanya, PDI Perjuangan selalu mengadakan peringatan yang dikenal sebagai tragedi Sabtu Kelabu itu.

Lalu, apa sih sebenarnya Kudatuli ini?

Baca juga: Sejarah Hari Hepatitis Sedunia yang Diperingati Tiap 28 Juli

ORASI - Kader PDIP Ribka Tjiptaning berorasi untuk menyampaikan kekecewaannya terhadap vonis Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025). Ribka mengajak para simpatisan dan kader PDIP untuk menggelar Kudatuli jilid 2.
ORASI - Kader PDIP Ribka Tjiptaning berorasi untuk menyampaikan kekecewaannya terhadap vonis Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025). Ribka mengajak para simpatisan dan kader PDIP untuk menggelar Kudatuli jilid 2. (Tribunnews.com/ Ibriza)

Kudatuli 1996

Kudatuli 1996 sebenarnya merujuk pada sebuah peristiwa politik berdarag yang terjadi pada 27 Juli 1996.

Tragedi ini kemudian disebut sebagai peristiwa Kudatuli atau Sabtu Kelabu.

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya kalangan politik dari PDI Perjuangan, tragedi Kudatuli 1996 ini tidak akan mungkin dilupakan.

Sebab, inilah tonggak sejarah lahirnya PDIP bersama Megawati Soekarnoputri.

Pada 27 Juli 1996 kala itu, terjadi kerusuhan besar di kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.

Baca juga: Sejarah Hari UFO Nasional di Indonesia, Bukan Soal Pencarian Alien

Akar utama kerusuhan ini adalah konflik internal di tubuh PDI antara kubu Megawati Soekarnoputri dan kubu Soerjadi.

Pada awalnya, kubu Megawati menguasai kantor DPP PDI setelah Megawati terpilih sebagai ketua umum melalui Kongres Luar Biasa di Surabaya pada 1993.

Namun, pada 1996 kubu Soerjadi mengklaim hasil Kongres Medan bahwa Soerjadi adalah ketua umum yang sah, yang menimbulkan dualisme kepemimpinan.

Pada 27 Juli 1996, massa pendukung Soerjadi—dengan dukungan tidak langsung dari pemerintah Orde Baru—menyerbu kantor DPP PDI yang dikuasai oleh pendukung Megawati.

Baca juga: Sejarah Kuil Hindu Murugan Temple Jakarta yang Ditutup, Ini Fakta Uniknya

Penyerbuan kantor PDI di Jalan Diponegoro oleh pendukung kubu Soerjadi berakhir dengan bentrokan antara massa dan aparat keamanan di kawasan Jalan Salemba, Jakarta Pusat, 27 Juli 1996. Sebelumnya, kantor PDI diduduki massa pendukung Megawati.
Penyerbuan kantor PDI di Jalan Diponegoro oleh pendukung kubu Soerjadi berakhir dengan bentrokan antara massa dan aparat keamanan di kawasan Jalan Salemba, Jakarta Pusat, 27 Juli 1996. Sebelumnya, kantor PDI diduduki massa pendukung Megawati. (Kompas/Eddy Hasby)

Massa pendukung Soerjadi saat itu mengenakan kaus berwarna merah bertuliskan "DPP PDI Pendukung Kongres Medan" serta ikat kepala.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved