Berita Nasional

Gara-gara Tentara Bayaran Rusia Minta Pulang, Satria Bikin Pemerintah Sibuk, 4 Kementerian Rapat

Pria yang desersi dari tugasnya ini bahkan memohon kepada Presiden Prabowo Subianto agar kontraknya sebagai tentara bayaran

Kolase Istimewa
PECATAN MARINIR: Satria Arta Kumbara, pecatan marinir TNI AL memohon kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan Menteri Luar Negeri, Sugiono, agar dirinya bisa diizinkan pulang ke Indonesia, Senin, 21 Juli 2025. Satria diketahui menjadi tentara bayaran Rusia di Ukraina. (Kolase Istimewa) 

Supratman juga menyampaikan bahwa belum ada laporan resmi terkait status militer Satria di luar negeri.

Namun, jika terbukti, maka satu-satunya cara untuk kembali menjadi WNI adalah melalui pengajuan permohonan kepada Presiden.

“Jika memang yang bersangkutan terbukti menjadi tentara asing, maka otomatis kehilangan status kewarganegaraan. Jika ingin kembali menjadi WNI, maka yang bersangkutan harus mengajukan permohonan pewarganegaraan kepada Presiden melalui Menteri Hukum,” tegasnya.

Harus Ajukan Naturalisasi Jika Ingin Kembali
Menurut Supratman, pengajuan kembali sebagai WNI harus mengikuti ketentuan dalam Undang-Undang Kewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006 serta Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007.

“Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kewarganegaraan Nomor 12 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007, yang merupakan bagian dari proses pewarganegaraan (naturalisasi murni),” jelasnya.

Dihukum Penjara 

Komandan Korps Marinir, Mayor Jenderal TNI (Marinir) Endi Supardi, menuturkan bahwa Satria Arta telah dipecat dari TNI sejak 2023 dan dijatuhi vonis kurungan satu tahun.

Namun, hukuman tersebut belum sempat dijalani karena Satria telah lebih dahulu pergi ke Rusia.

“Kalau dia masih ada di Indonesia, kita hukum setahunnya. Karena tetap masih ada kewajiban untuk menjalani hukuman,” kata Endi.

Endi menyebut bahwa vonis tersebut memiliki batas waktu tertentu. “Kalau tidak salah 2033, kalau ada di Indonesia, kita masukkan kurungan setahun,” tandasnya.

Apa yang dilakukan Satria Arta Kumbara sebagai pelajaran bagi kita semua. Bahwa mengambil keputusan yang berkaitan erat dengan pemerintah, sebaiknya dilakukan lewat komunikasi.

Karena bisa saja polemik akan terjadi dan itu akan berdampak pada kesulitan untuk mengurusnya.

Termasuk keputusan Satria Arta Kumbara yang memilih bergabung dengan Rusia sebagai tentara bayaran

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved