Sumut Terkini
Stigma Hambat Difabel dan ODHIV Dapat Kerja
Marilyn Lie, dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia mengatakan, penyandang disabilitas adalah subyek berdaya dan bukan obyek yang dianggap beban
TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Stigma negatif masih santer menimpa penyandang disabilitas antara lain dianggap tidak mampu bekerja akibatnya peluang difabel untuk menjadikan dirinya berdaya dan mandiri terhambat.
Marilyn Lie, dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia mengatakan, penyandang disabilitas adalah subyek berdaya dan bukan obyek yang dianggap menjadi beban sosial masyarakat.
Akses lapangan kerja yang setara bagi mereka akan membuat orang disabilitas berkembang.
Baca juga: PESAN Bobby Nasution saat Lantik 60 Pejabat: Loyal, Loyal, Loyal dan Pintar
"Kalian orang dengan disabilitas melamar pekerjaan, ada banyak kesulitan dari sisi kalian sendiri. Sedangkan di luar sana ada banyak orang yang jauh lebih bagus dari kalian. Kenapa kami harus menerima kalian," ujarnya pada podcast kolaborasi Harian Tribun Medan dengan Perempuan Hari Ini dengan topik Buruh tak Pernah Tunggal, Refleksi Hari Buruh Internasional 2025 belum lama ini.
Podcast itu mengundang tiga narasumber yakni Merilyn Lie, dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, Pardiansyah dari Kumpulan Orang-orang Sehati (KOOS) Medan. Dan, Edukator dan Penulis Nurul Nayla Azmi Dalimunthe.
Adapun host pada acara ini, Lusty Ro Manna Malau dari Perempuan Hari Ini. Podcast ini disiarkan di seluruh akun media sosial Tribun Medan.
Ia menjelaskan, ucapan yang disampaikan pelaku usaha itu sangat menyakitkan dirinya. Alhasil, rekannya sesama disabilitas berdiri lalu memberikan kalimat yang cukup bijak.
"Ada teman saya eselon III di Jawa dan ada juga eselon II," katanya menirukan percakapan rekan sesama disabilitas yang berdiri.
Lebih lanjut ia bilang, bersama lima teman tunanetra mendirikan sekolah. Kini, mereka bisa memberikan pekerjaan terhadap orang lain.
"Mengapa ada stigma orang dengan disabilitas dan ODHIV tidak bisa bekerja? Begitu tahu orang positif ODHIV langsung dibilang menular. Kebetulan saya ikut penelitian pada sebuah universitas di jawa, masih banyak stigma, ditanya berani tinggal sama orang ODHIV? Jawabannya tidak. Apalagi mau bekerja sama pasti orang mikir-mikir stigma buruk. Ironi memang," ujarnya.
Meskipun kesempatan kerja bagi disabilitas kian terbuka, masih banyak pekerjaan rumah terkait keberadaan karyawan disabilitas di sektor formal.
Oleh sebab itu, perlu didukung pengembangan kemampuan serta keterbukaan perusahaan dalam penerimaan karyawan disabilitas.
"Masih minimnya orang disabilitas bekerja di sektor formal itu karena belum mau, bisa. Dan belum mampu juga bisa. Jadi kenapa tidak bisa bekerja ya karena tidak punya pendidikan, lantas kenapa tidak berpendidikan karena akses "jalannya" menuju sekolah itu susah," katanya.
Menurutnya, orang disabilitas agak sulit bekerja di sektor formal. Banyak faktor yang belum diurai. Seperti pendidikan, keterampilan hingga perpektif perusahaan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Podcast-Perempuan-Hari-Ini.jpg)