Delegasi Sumut Sambangi Tiongkok
Mendialogkan Moderasi Beragama di Tiongkok
Adapun tujaun dari kunjungan tersebut adalah dalam rangka melihat kehidupan umat beragama di Tiongkok
Terlepas dari kata moderasi atau washatiyyah yang digunakan, pastiknya kedua kata ini tidak untuk dibenturkan. Keduanya adalah turunan konsep Islam rahmatan li al-‘Alamin, Islam yang hadir sebagai Rahmat bagi seluruh alam.
Segala hal yang tidak sesuai dan bertentangan dengan Rahmat, kasih-sayang, persaudaraan dan perdamaian (salam) maka itu bukanlah Islam. Justru Islam akan berada pada garda depan berhadapan dengan segala ketidakadilan, penindasan dan kekerasan.
Merujuk kepada pengalaman Indonesia, di mana Islam menjadi agama mayoritas di Tengah Masyarakat agama lainnya seperti Kristen Protestan, Katolik, Buddha, Hindu dan Konghucu, keberhasilan Indonesia menjaga kedamaian dan keharmonisan antar pemeluk agama adalah disebabkan konsep kerukunan dan kedamaian yang tumbuh sejak lama dan kemudian diformulasikan belakangan menjadi konsep moderasi beragama.
Umat beragama di Indonesia menyadari tidak ada formula yang tepat untuk menata dan menjaga kehidupan yang plural itu kecuali mengembangkan sikap yang moderat.
Sikap moderat membuat pemeluk agama menyadari dua level kehidupan keberagamaannya, internum dan eksternum. Tentu saja pada level internum, ke dalam dirinya, ia memang harus mengakui agamanya yang paling benar.
Karena tidak mungkin orang bisa beragama dengan baik tidak dibarengi keyakinan yang kokoh. Bagaimanapun juga ia harus meyakini Tuhannya sebagai yang hak dengan haqq al-yakin.
Namun pada wilayah eksternum, di mana pemeluk agama hidup dalam ruang-ruang sosial yang sama, di mana kebebasan masing-masing pemeluk agama akan bertemu pada ruang dan waktu yang sama pula, pada titik itulah ia tidak lagi memiliki kebebesan sepenuhnya untuk mengekspresikan keberagamaannya secara mutlak. Ia harus mempertimbangkan pemeluk agama lain.
Di daerah Batak sekitar Balige ada peristiwa yang penulis kenang dan menjadi pengalaman yang sangat bergharga penulis. Saat itu hari Jum’at dan kebetulan salah satu warga Kristen yang hidup berdampingan dengan Masyarakat muslim, ada yang meninggal dunia.
Mereka tentu saja menyelenggarakan ritus keagamaannya juga tradisi budayanya. Nyanyian-nyanyian ruhani dan do’a dilantunkan dengn syahdu dan khusu’ sedemikian rupa sampai menjelang azan Jum’at.
Ketika azan mereka berhenti dan dari masjid berkumandang suara azan yang menandakan waktu shalat Jum’at sudah masuk. Suara azan masih terdengar di sekitar rumah penduduk. Pada saat khutbah Jum’at, semua pihak menahan diri.
Khutbah tidak menggunakan pengeras suara ke luar masjid dan mereka juga beribadah tidak menggunakan pengeras suara sampai shalat benar-benar selesai. Selesai shalat kita Kembali mendengar lagu-lagu ruhani yang penuh kesyahduan.
Bagi penulis, ini adalah contoh yang sangat penting tentang praktik moderasi beragama.
Indonesia bukan tidak punya pengalaman buruk tentang kerukunan hidup beragama.
Sejarah mencatat peristiwa yang memilukan anak bangsa ketika kerukunan dan kedamaian terusik. Sebut saja misalnya kasus Ambon dan Poso. Tanpa melupakan kasus-kasus intoleransi lainnya baik antar kelompok Masyarakat yang mengatasnamakan agama, diskriminasi terhadap kepercayaan minoritas ataupun bentuk kekerasan lainnya.
Pengalaman buruk itu bukan saja menimbulkan trauma dan sakit yang mendalam bagi Masyarakat tetapi juga menimbulkan banyak korban, baik itu harta benda terlebih lagi jiwa yang melayang tanpa alas yang hak.
Sungguh tidak ada yang diuntungkan kala itu. Tidak ada yang menang. Persis kata pepatah arang habis besi binasa. Kita sepenuhnya sadar, bukan agama sesungguhnya yang menjadi faktor latinnya.
| Penggunaan Kendaraan Listrik dalam Perspektif Kesehatan dan Lingkungan di Tiongkok |
|
|---|
| Muslimah Tiongkok Menginspirasi, Padukan Nilai-nilai Islam dengan Budaya Lokal |
|
|---|
| Suara Senyap Islam di Xinjiang |
|
|---|
| Muslim Tiongkok Cinta Kepada Negara Atas Dasar Agama |
|
|---|
| Beijing dan Dongsi: Simbol Pluralisme Agama di Negeri Tirai Bambu |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Xinjiang-Islamic-Institute.jpg)