Delegasi Sumut Sambangi Tiongkok
Mendialogkan Moderasi Beragama di Tiongkok
Adapun tujaun dari kunjungan tersebut adalah dalam rangka melihat kehidupan umat beragama di Tiongkok
Oleh : Rektor UINSU Prof Dr Nurhayati dan Wakil Rektor Bidang Akademik UINSU Medan Prof Dr Azhari Akmal Tarigan
REKTOR UINSU Medan Prof Dr Nurhayati bersama Prof Dr Azhari Akmal Tarigan, Dr M Daud Faza beserta Prof Dr Syukri Albani Nasution mendapat undangan dari Konsulat Jenderal Tiongkok di Medan untuk mengikuti kunjungan ke Tiga Kota di Tiongkok, Zhengzhou, Xinjiang dan Beijing.
Adapun tujaun dari kunjungan tersebut adalah dalam rangka melihat kehidupan umat beragama di Tiongkok sekaligus memperkuat silaturrahim antar kedua negara khususnya antara lembaga-lembaga keagamaan di Tiongkok dan Lembaga Pendidikan Tinggi Islam di Sumatera Utara.
Turun hadir Bersama rombongan tersebut adalah Rektor UNIVA Prof Dr M Jamil MA, Wakil Rektor I UMSU, Dr Rudianto dan Sekretaris Yayasan Universitas Panca Budi dan Pesantren pimpinan Buya Amiruddin dan Sekretaris Ikatan Pelajar Al-Washliyah Irham Najhi.
Tidak ketinggalan perwakilan media massa nasional, Pemimpin Redaksi Tribun Medan Iin Sholihin SH. Sebagai pendamping sekaligus pemandu kegiatan adalah dari INTI bapak Indra Wahidin dan beberapa pengurus INTI lainnya.
Baca juga: Rektor UINSU Prof Nurhayati: Muslim Hui di Zhengzhou Tiongkok Luar Biasa
Pertemuan tersebut menjadi menarik karena rektor dan rombongan tidak saja mendengar informasi perkembangan Islam di Tiongkok, kehdiupan keberagamaan khususnya di Xinjiang, tetapi juga Rektor UINSU berkesempatan untuk menyampaikan pokok-pokok pikirannya tentang moderasi beragama di Indonesia sekaligus berbagi pengalaman dengan tokoh-tokoh agama Islam Tiongkok.
Ini adalah bukti nyata, bagaimana UINSU Medan ikut berkontribusi dalam menyemai keberagamaan yang moderat di dunia khususnya di Tiongkok.
Tentu yang menggembirakan adalah, informasi yang diberikan oleh tokoh-tokoh agama di Zengzhou dan Xinjiang yang menunjukkan kehidupan keberagamaan yang semakin harmonis di Tiongkok.
Paling tidak dua Lokasi yang dikunjungi yaitu, Henan dan Xinjiang menunjukkan betapa Masyarakat Tiongkok yang plural dari sisi suku dan agama dapat hidup berdampingan dan bersaudara sebagai sebangsa.
Setiap umat beragama memiliki hak yang sama untuk beribadah dan mengekspresikan keberagamaannya sepanjang tidak bertentangann dengan undang-undang yang berlaku. Pada saat yang sama mereka juga memiliki kewajiban yang sama untuk menjaga keutuhan negaranya.
Secara sederhana, moderasi beragama adalah sebuah konsep hidup rukun dan damai di sebuah Masyarakat yang plural baik dari sisi suku dan tentu saja agama. Moderat yang bermakna Tengah dan seimbang, adalah sebuah sikap beragama – bukan agama yang memang intinya moderat- yang tidak ekstrim kanan dan juga tidak ekstrim kiri.
Biasanya kanan menjadi konservatifisme, fundamentalisme bahkan cenderung radikal. Adapun ke kiri menjadi sangat liberal.
Keduanya sama-sama menjauh dari titik keseimbangan (tawasuth, tawazun) yang ada di dalam ajaran agama itu sendiri. Moderat bukan saja menyangkut pada keberagamaan atau sikap beragama tetapi juga pemikiran dalam beragama itu sendiri. Dalam Bahasa yang berbeda kerap disebut seimbang dan adil sejak di dalam pikiran.
Istilah lain yang juga digunakan adalah washat yang kemudian di formulasikan menjadi washatiyyah Islam. Memang ada kesulitan menterjemahkan kata itu. Apakah moderasi berislam, moderasi Islam atau Islam moderat.
Kementerian Agama tidak menggunakan istilah ini karena problem semantiknya. Akan tetapi MUI cenderung menggunakan istilah washatiyyah Islam. Menariknya kata washat itu disebut di dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 143, di dalamnya ada kata Washata.
Dari sinilah disebut-sebut bahwa washat yang kemudian menjadi wasit berasal dari Bahasa Arab yang bermakna berada di tenga. Wasit orang yang berada di Tengah. Tidak memihak kubu kanan dan kiri dan selalu adil dalam memberi Keputusan. Dan tidak kalah pentingnya adalah wasit harus melihat dari arah yang sama.
| Penggunaan Kendaraan Listrik dalam Perspektif Kesehatan dan Lingkungan di Tiongkok |
|
|---|
| Muslimah Tiongkok Menginspirasi, Padukan Nilai-nilai Islam dengan Budaya Lokal |
|
|---|
| Suara Senyap Islam di Xinjiang |
|
|---|
| Muslim Tiongkok Cinta Kepada Negara Atas Dasar Agama |
|
|---|
| Beijing dan Dongsi: Simbol Pluralisme Agama di Negeri Tirai Bambu |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Xinjiang-Islamic-Institute.jpg)