Berita Medan
Liburan Edukatif di Museum Negeri Sumut: Murah, Seru, dan Sarat Ilmu
Museum ini resmi dibuka pada 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Joesoef.
Penulis: Risya Fakhrana Nasution | Editor: Ayu Prasandi
Semangat nasionalisme terasa kuat saat melihat seragam, surat-surat, hingga replika medan pertempuran.
Tak jauh dari sana, terdapat ruang persenjataan zaman perang. Koleksi ini menampilkan berbagai senjata tradisional seperti pedang dan tombak, hingga senjata api kuno yang digunakan oleh para pejuang.
Semua tersusun rapi dalam kaca pamer, dilengkapi keterangan yang memudahkan pengunjung memahami konteks penggunaannya.
Uniknya, museum ini juga memberi ruang pada sejarah pers di Sumut. Di sini pengunjung bisa melihat koleksi surat kabar lama, mesin ketik, serta alat cetak yang digunakan oleh jurnalis era awal kemerdekaan.
Bukti bahwa Sumatra Utara juga turut berperan besar dalam menyuarakan kemerdekaan lewat media.
Masuk ke bagian budaya, museum menghadirkan miniatur rumah adat dari berbagai suku di Sumatra Utara, seperti Batak Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Nias, dan Melayu. Miniatur ini dibuat dengan detail tinggi, menjelaskan fungsi setiap bagian rumah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Di bagian lain ruangan, pengunjung dapat melihat pakaian adat dan atribut tarian tradisional. Kain ulos, baju kurung Melayu, pakaian adat Nias, hingga properti tarian Tor-Tor semuanya ditampilkan lengkap dengan penjelasannya. Ruangan ini memberikan gambaran visual kekayaan budaya Sumatra Utara yang begitu beragam.
Selain ruang pamer tetap, museum ini juga memiliki aula serbaguna yang kerap digunakan untuk pertemuan, rapat, maupun pameran budaya.
Di aula ini, terdapat sebuah koleksi unik yakni Pustaha Lakla, naskah kuno masyarakat Batak yang terbuat dari kulit kayu dan ditulis dengan aksara Batak.
Pustaha ini berisi ilmu pengobatan tradisional, ramalan, hingga mantra-mantra kuno, menjadi bukti bahwa nenek moyang masyarakat Sumut sudah memiliki pengetahuan tertulis sejak lama.
Tiket Terjangkau, Ilmu Melimpah
Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara sangat terbuka untuk kunjungan pelajar, keluarga, dan wisatawan. Harga tiket masuk pun sangat terjangkau:
SD–SMP (rombongan > 20 orang): Rp 2.000 per orang
SMA (rombongan > 20 orang): Rp 3.000 per orang
Perorangan (umum): Rp 5.000
Wisatawan asing: Rp 30.000 per orang
Di akhir pertemuan, Tuti berharap Museum Negeri Provinsi Sumatra Utara dapat menjadi wadah informasi bagi masyarakat untuk mengenal budaya Sumatra Utara.
“Harapannya, museum ini dijadikan sebagai gudang informasi mengenai sejarah budaya yang ada di Sumatra Utara, sekaligus sebagai inspirasi bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Di mana, para generasi muda itu harus tetap mengenal sejarah budaya yang ada di Sumut. Selain itu, museum juga bisa menjadi destinasi pariwisata,” pungkas Tuti.
(Cr34/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Kapolrestabes Medan Ungkap Kronologi Pembakaran Rumah Hakim Khamozaro Waruwu: Pelaku Sakit Hati |
|
|---|
| Gojek Hadirkan Hemat Setiap Hari di Medan, Tarif Mulai Rp 6.000 |
|
|---|
| Luka yang Menyalakan Panggung, Kisah Desy Qobra Guru, Jadikan Teater sebagai Rumah |
|
|---|
| Wali Kota Rico Edukasi Tanggap Gempa Sejak Usia Dini: Indonesia di Ring of Fire |
|
|---|
| Evaluasi PAD, Wali Kota Soroti Kinerja Kadis Perkim dan Pajak Mamin, Hiburan, PBB |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/SAHAN-Satu-di-antara-koleksi-unik-di-Museum-Negeri-Provinsi.jpg)