Kecelakaan Bus ALS
Kisah Atas Silaen Korban Bus ALS, 5 Bulan Rawat Ibu, Ratapan Adiknya Menyayat Hati
Keluarga menangsi sejadi-jadinya, tak sanggup melepas kepergian putra kedua yang dikenal sebagai tulang punggung keluarga.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Jasad Atas Silaen tiba di kampung halamannya pada hari ini, Kamis (8/5/2025) pukul 7.00 WIB.
Keluarga menangsi sejadi-jadinya, tak sanggup melepas kepergian putra kedua yang dikenal sebagai tulang punggung keluarga.
Atas Silaen (31), korban lakalantas Bus ALS di Jalan Lintas Padang Panjang, kemarin, Rabu (7/5/2025) telah merantau selama 5 tahun sebelum kembali ke kampung halamannya.
Pekerjaan sebagai operator alat berat di Jakarta ternyata mampu membantu perekomian keluarganya di kampung halaman. Ayah dan ibunya adalah petani sawah dan ladang.
Tepat pada bulan September 2025, ibu Atas Silaen mengalami penyakit bagian paru-paru. Penyakit ini semakin hari semakin parah hingga membutuhkan perawatan intensif.
Atas Silaen berinisiatif pulang ke kampungnya pada bulan Desember 2024 dengan niat menjaga ibunya hingga sembuh total.
Ia tinggalkan pekerjaannya di perantauan dan membawa ibunya ke Medan berobat.
Sejumlah rumah sakit di Medan sudah dijalani demi kesehatan bundanya. Akhirnya, Atas Silaen memutuskan mengontrak sebuah kosan yang berada di sekitar RS Adam Malik agar ibunya lebih tenang menjalani perawatan medis.
Berbagai upaya pengobatan ia usahakan dari uang yang sudah dikumpulkannya selama ini.
Karena tidak tertolong lagi, Minggu (27/4/2025), ibu Atas Silaen menghembuskan nafas terakhir.
Duka mendalam menyelimuti keluarga. Meliati (17), adik perempuan Atas Silaen beberapa pingsan karena tak sanggup menerima kenyataan ibunya telah tiada.
Sebelumnya, Meliati bersama Atas Silaen bersama-sama merawat ibunya di Medan dikala sakit. Ibu Atas Silaen dimakamkan pada Rabu (30/4/2025).
Setelah ibunya meninggal dunia, semangatnya sebagai tulang punggung pun secara berangsur pulih. Ia berencana merantau kembali dan bekerja di tempatnya sebelumnya sebagai operator alat berat.
Niat sudah bulat merantau ke Jakarta. Awalnya, keluarga mengusulkan agar Atas Silaen pergi ke Jakarta dengan menaiki pesawat.
Namun, Atas berpikir lain. Ia ingin mengirit biaya perjalanan dan memutuskan naik Bus ALS melalui jalur Pantai Barat.
Senin (5/5/2025) sore, ia berangkat dari Balige menuju Jakarta. Pada Rabu (7/5/2025), bus yang dinaikinya mengalami kecelakaan lalu lintas (lakalantas).
Ia pun dinyatakan meinggal dunia. Sebelum jasadnya diantar ke kampung halamannya di Lumban Pinasa, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba, jasad Atas Silaen diperiksa di RS Bhayangkara Kota Padang.
Keluarga yang tinggal dekat TKP segera menyusul ke RS Bhayangkara Kota Padang membereskan seluruh administrasi.
Hari ini, Kamis (8/5/2025), kampung halamannya disellimuti kesedihan.
Pria yang dikenal periang, gigih, dan berbakti pada orang tua tiada.
Handai taulan dan keluarga sudah berada di areal rumah duka menyambut jasad Atas Silaen yang sudah berada pada peti jenazah.
Belum kering air mata saat menangisi ibundanya, kini keluarga menangis kembali karena kematian Atas Silaen. Ayah, kakak, dan adiknya tak sanggup berkata apa-apa.
Terlihat, ayahnya terasa lemas. Tak sanggup melihat tubuh Atas Silaen kekar itu terbujur kaku. Keluarga dan kerabat silih berganti menyampaikan ungkapan turut berbelasungkawa.
Mata kaum ibu tertuju pada Meliati (17), adik perempuan Atas Silaen. Meliati kini duduk dibangku SMK kelas 11 seakan tak punya harapan lagi melanjutkan sekolahnya.
Pasalnya, selama ini, Meliati mengandalkan kakaknya memenuhi kebutuhan sekolahnya.
Bahkan, dalam beberapakali percakapan, Meliati kerap melontarkan niatnya melanjut ke Universitas Nomensen jurusan Akutansi manakala ia lolos dari SMK Nassau.
"Aku sering bilang sama abang kalau aku nanti lulus, aku akan sekolah di Universitas Nomensen untuk mengambil jurusan akutansi. Aku tak bisa berkata apa lagi. Selama ini, aku hanya mengandalkan abang Atas," ujarnya sambil menyeka air mata.
Walaupun demikian, ia berjanji pada dirinya agar senantiasa bersemangat. Kepergian ibunya dan disusul kakaknya membuatnya tak sanggup berkata apa-apa.
"Ompuompu yang kami tanam di makam ibu pun belum tumbuh, kami harus mengantarkan bang Atas lagi. Air mata pun belum kering sudah datang kesedihan baru," sambungnya.
Perjuangan ayah dan ibu sebagai petani, kini harus dilanjutkan ayah seorang diri. Maka, ia berjanji pada dirinya akan membantu ayahnya agar ia bisa sekolah.
Makam Atas Silaen berada di kawasan pemakaman ibunya yang terletak pada perladangan.
Atas Silaen dikenal sebagai pribadi periang, gigih, dan berbakti pada orang tuanya.
"Sebagai seorang anak, ia sudah melakukan tugasnya sempurna. Ia setia menemani ibu berobat di Medan selama 4 bulan. Rela meninggalkan pekerjaan demi menjaga ibu dan memastikan kesembuhan ibu," terangnya.
Kini, Meliati bersama tiga saudaranya bakal saling membahu membantu ayahnya memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah.
Kerabat dan keluarga juga menyampaikan hal sama saat acara adat.
Atas Silaen kini sudah beristirahat dalam damai bersama ibundanya.
Kematian Atas Silaen tepat 9 hari setelah kematian ibundanya. Dan hari pemakamannya, tujuh hari setelah pemakaman ibunya.
Karangan bunga dan salib masih menancap kokoh pada tanah makam ibunya.
Kini Atas Silaen sudah tenang. Perjuangan dalam keluarga akan diteruskan kakak dan adiknya.
Anak kedua dari lima bersaudara ini sudah memperlihatkan perjuangannya bagi keluarg.
"Selamat jalan Atas Silaen," demikian ungkapan keluarga dan kerabatnya saat acara pemakaman.
Seorang anggota keluarga, Marlinton Hutabarat (35) ungkapkan kesedihan mendalam setelah mendengar Atas Silaen turut sebagai korban lakalantas tersebut.
Sebagai keluarga terdekat dengan TKP, ia bergegas ke lokasi dan memastikan jenaxah Atas Silaen dievakuasi.
Ia memastikan dokumen yang dibutuhkan keluarga juga ia bereskan sebelum pengantaran jenazah ke kampung halaman di Desa Lumban Pinasa, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba pada hari ini, Kamis (8/5/2025).
"Saya adalah laenya almarhum. Ayah saya adalah pamannya kandung. Saat terjadi lakalantas tersebut di Jalan Lintas Padang Panjang, saya langsung datang ke TKP karena keluarga terdekat di sana yang berada di kawasan Sungai Rumbai," ujar
Awalnya, jasad Atas Silaen dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Padang. Pada Rabu (7/5/2025) sore, sekitar pukul 16.00 WIB, jasad Atas Silaen dibawa menggunakan ambulans RS HKBP Padang.
"Begitu saya tahu ada nama Atas Silaen, saya langsung bergegas ke TKP. Tentu, kami keluarga merasa kehiilangan. Dan saya langsung diarahkan ke RS Bhayangkara Padang Kota," sambungnya.
Jasad tiba pukul 7.00 WIB disambut isak tangis keluarga. Adik perempuan Atas Silaen, Meilati (17) terlihat tak kuasa melepas kepergiaan kakaknya.
Warga sekitar dan keluarga juga sudah menunggu kedatangan jasad sejak pagi hari.
"Urusan administrasi langsung kami bereskan sehingga jenazah bisa dibawa ke kampung halaman ini sesuai dengan SOP. Jasad tiba di kampung pada pukul 7.00 WIB," tuturnya.
"Acara adat dan doa-doa tadi sudah selesai hingga pemakaman. Sampai saat ini, kami yang turut serta dalam pengantaran jenazah, puji Tuhan dalam keadaan sehat," sambungnya.
Sejak pagi hingga siang, acara penghormatan terakhir berlangsung.
Atas Silaen dimakamkan satu kawasan dengan ibundanya yang baru saja dimakamkan sepekan lalu.
"Keluarga pun terlihat antusias hingga pemakaman berlangsung. Semua informasi dan data-data yang dibutuhkan keluarga untuk tindak lanjut sudah kami serahkan tadi," terangnya.
Atas Silaen dikenal sebagai sosok yang gigih dan setia pada keluarga.
"Keluarga merasa kehilangan sosok yang gigih dan baik kepada orang tua. Kesetiaan menjaga bibi kami yang sedang sakit adalah bukti bahwa Atas Silaen adalah anak yang berbakti bagi keluarga," pungkasnya.
(cr3/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| PILU! Sri Rahayu Tak Mau Jauh dari Peti Jenazah Suaminya Korban Kecelakaan Bus, ALS Bertanggungjawab |
|
|---|
| Bupati Simalungun Anton Saragih Melayat ke Rumah Duka, 5 Warganya Jadi Korban Bus ALS |
|
|---|
| Atas Silaen Meninggal Dunia Akibat Lakalantas Bus ALS, Keluarga: Kita Kehilangan Sosok yang Gigih |
|
|---|
| Tangis Pilu Sri Rahayu Tak Mau Jauh dari Peti Jenazah Suaminya, Korban Kecelakaan Bus ALS |
|
|---|
| 4 Bulan Dampingi Ibunda Tercinta Saat Sakit hingga Meninggal, Kini Atas Silaen Pergi Selamanya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Suasana-di-rumah-duka-Atas-Silaen-Kamis-852025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.