Kecelakaan Bus ALS
Di Mata Warga Sipolha, Tiga Sosok Baik yang Pergi Akibat Tragedi Kecelakaan ALS, Tinggalkan Luka
Rombongan ambulans yang membawa tiga jenazah dari satu keluarga tiba dengan pilu di rumah duka.
Penulis: Arjuna Bakkara | Editor: Ayu Prasandi
Suaranya Hasudungan mulai serak saat diajak berbincang dan tubuhnya sedikit gemetar saat ia berbicara, mencoba menahan emosi yang sudah lama terpendam.
Warga yang berdiri di sekitarnya pun mendengarka adalah ungkapan dari kedalaman rasa kehilangan yang mereka semua rasakan.
"Dalam kehidupan ini, kita selalu menghadapi banyak ujian. Tetapi hari ini, ujian terbesar bagi kami semua adalah harus menerima kenyataan bahwa tiga sosok yang sangat berarti bagi kami semua telah pergi," ujar Hasudungan.
Ia menatap ke arah dua rumah duka, tempat ketiga jenazah disemayamkan sambil mengisahkan keseharian ketiga sosok yang mereka anggap panutan di kampug itu.
"Saruden dan Romalola, meskipun sudah tua, adalah orang yang sangat aktif dalam segala hal. Mereka tidak hanya sebagai orang tua bagi anak-anak mereka, tetapi mereka juga adalah orang tua bagi kami semua di sini, warga Uruk Nagodang,"sebutnya.
Ditambahkan Hasudungan, ketiganya adalah bagian dari hidup mereka di Lingkungan I Uruk Nagodang Sipolha.
"Kehadiran mereka tak tergantikan. Tidak ada acara keluarga, tidak ada kegiatan gereja, yang tidak melibatkan mereka. Mereka selalu ada untuk membantu, mengarahkan, dan memberi semangat kepada siapa saja yang membutuhkan. Mereka adalah contoh sejati dari kebaikan hati dan kemurahan hati," lanjutnya, mengisahkan.
Hasudungan mengaku merasa sangat kehilangan, dan bukan sekadar kehilangan pribadi.
"Kami kehilangan dua sosok yang telah lama menjadi teladan bagi kami semua dalam menjalani kehidupan yang sederhana, penuh kasih dan perhatian kepada sesama. Saruden dan Romalola adalah contoh sejati orang tua yang tak pernah lelah memberi, baik kepada keluarga maupun masyarakat,"tambahnya.
Ia mengalihkan pandangannya ke arah jenazah Desrita, anak perempuan dari pasangan tersebut.
Ia adalah wanita yang penuh dengan energi, selalu siap membantu, mendukung, dan menguatkan siapa pun yang membutuhkan.
Kata Hasudungan, Desa mereka, Uruk Nagodang, adalah tempat yang lebih baik karena kehadiran Desrita.
"Ia tidak pernah mengharapkan pujian, tetapi kebaikan yang ia sebar begitu luas,"tuturnya.
Sebagai penduduk yang tinggal bersama, Hasudungan bilang kehilangan sosok-sosok yang tidak hanya berperan dalam kehidupan sehari-hari.
"Dan kini, kami harus menerima kenyataan bahwa ketiganya telah pergi. Semoga apa yang pernah mereka contohkan, menjadi pengingat bagi kami semua untuk terus berbuat baik,"ucapnya.
(Jun/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Kisah Atas Silaen Korban Bus ALS, 5 Bulan Rawat Ibu, Ratapan Adiknya Menyayat Hati |
|
|---|
| PILU! Sri Rahayu Tak Mau Jauh dari Peti Jenazah Suaminya Korban Kecelakaan Bus, ALS Bertanggungjawab |
|
|---|
| Bupati Simalungun Anton Saragih Melayat ke Rumah Duka, 5 Warganya Jadi Korban Bus ALS |
|
|---|
| Atas Silaen Meninggal Dunia Akibat Lakalantas Bus ALS, Keluarga: Kita Kehilangan Sosok yang Gigih |
|
|---|
| Tangis Pilu Sri Rahayu Tak Mau Jauh dari Peti Jenazah Suaminya, Korban Kecelakaan Bus ALS |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Hasudungan-Damanik-penetua-adat-Uruk-Nagodang-saat-diwawancarai-di-depan.jpg)