TRIBUN WIKI
Asal Usul Lebaran Betawi yang Bakal Digelar di Ibu Kota Jakarta
Lebaran Betawi adalah tradisi tahunan yang digelar oleh masyarakat Betawi di Jakarta. Tradisi ini pertama kali digagas tahun 2008 oleh Amarullah Asbah
TRIBUN-MEDAN.COM,- Ibu Kota DKI Jakarta tengah bersiap menyambut event Lebaran Betawi 2025.
Event ini merupakan kegiatan tahuanan yang diselenggarakan oleh masyarakat Betawi di Jakarta.
Dalam event ini, ada beragam kegiatan, mulai dari penampilan seni budaya, hingga bazar makanan.
Untuk tahun ini, tema Lebaran Betawi 2025 "Menyongsong Lima Abad Jakarta dengan Semangat Mempererat Kearifan Lokal Masyarakat Betawi".
Baca juga: Sejarah Taman Safari yang Didirikan Pelaku Sirkus, Kini Tersandung Dugaan Eksploitasi
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Jakarta, Moch. Miftahulloh Tamary mengatakan, event tahun ini diselenggarakan sekaligus untuk menyongsong 500 tahun atau lima abad Kota Jakarta.
"Menuju 500 tahun Jakarta dan juga kota global, kami tidak hanya mengundang masyarakat Jakarta saja, tetapi juga kedutaan-kedutaan ASEAN untuk ikut hadir dan berkontribusi," kata Miftahulloh, dikutip dari Kompas.com.
Lantas, seperti apa sih Lebaran Betawi ini, dan bagaimana asal usulnya?
Berikut ini adalah ulasan singkatnya.
Baca juga: Sejarah Mangga Dua, Kawasan yang Disebut Amerika Serikat Sebagai Pusat Penjualan Barang Bajakan
Penjelasan dan Asal Usul Lebaran Betawi
Lebaran Betawi adalah tradisi tahunan yang digelar oleh masyarakat Betawi di Jakarta sebagai momen silaturahmi dan pelestarian budaya setelah Hari Raya Idul Fitri.
Adapun asal usul Lebaran Betawi bermula pada tahun 2008.
Dikutip dari berbagai sumber dan dari Tribunnews.com, Lebaran Betawi pertama kali digagas Amarullah Asbah.
Saat itu Amarullah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi.
Baca juga: Sejarah Berdirinya Mamitoko Milik Desiree Tarigan, Mantan Istri Hotma Sitompul
Ia mencetuskan ide Lebaran Betawi untuk dijadikan ajang dan sarana silaturahmi antarwarga Betawi yang tinggal di Jakarta maupun di luar daerah.
Gagasan ini muncul dari keinginan para tetua Betawi untuk menghormati masyarakat Jakarta, dan mempererat tali persaudaraan antar suku, sekaligus melestarikan budaya Betawi sebagai penduduk asli Jakarta.
Perayaan ini biasanya digelar sekitar 1-2 minggu setelah Idul Fitri, tepatnya di bulan Syawal, mengikuti tradisi puasa Syawal selama enam hari yang dilakukan masyarakat Betawi setelah Ramadan.
Baca juga: Sejarah Kopassus di Indonesia, yang Ulang Tahun Hari Ini 16 April 2025
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/budaya-Betawi-palang-pintu.jpg)