TRIBUN WIKI
Hukum Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan Menurut Islam, Bolehkah Menabur Bunga?
Hukum ziarah kubur menjelang Ramadhan menurut Ustaz Abdul Somad boleh. Fatwa itu dinukil dari kitab fawata Al Azhar Syekh Athiyyah Saqar.
Bilapun ada hukum mengharamkan ziarah kubur, itu diperuntukkan bagi mereka yang bersedih-sedih di makam.
Allah S.W.T melaknat orang yang bersedih-sedih di makam.
Baca juga: Hukum Islam dalam Memandang Waria dan Bagaimana Soal Ibadahnya? Buya Yahya: Semoga Diampuni
"Maka Nabi mengatakan, Allah melaknat mereka yang selalu ziarah kubur hanya untuk mempersedih-sedih diri. Adapun berziarah kubur untuk memgambil pelajaran, maka kita sangat amat dianjurkan. Waktunya tidak terikat dengan apapun," terang UAS.
Dalam Sunan Turmudzi no 973 juga pernah dijelaskan mengenai masalah ziarah kubur ini.
حديث بريدة قال : قال رسول الله صلى الله علية وسلم :"قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزورها فإنها تذكر الآخرة"رواة الترمذي (3/370)
Hadits dari Buraidah ia berkata bahwa Rasulullah S.A.W bersabda:
“Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat."
Baca juga: Hukum Islam Tentang Istri yang Bekerja Menafkahi Keluarga, Apakah Boleh? Simak Penjelasannya
Soal Menabur Bunga
Ketika melakukan ziarah kubur, masyarakat di Indonesia sering sekali menabur bunga di atas makam.
Lalu bagaimana Hukum Islam memandang tradisi menabur bunga ini?
Prof. KH.Yahya Zainul Ma'arif, Lc., M.A., Ph.D atau Buya Yahya, pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah pernah menjelaskan mengenai perkara ini.
Dalam Youtube Zhafran Channel, Buya Yahya menjelaskan bahwa tradisi tabur bunga di zaman Nabi Muhammad SAW memang tidak ada.
Tapi ada kisah menarik yang dilakukan Rasulullah SAW perihal ziarah kubur.
"Menabur bunga memang tidak ada di zaman Nabi. Bagaimana kisah di zaman nabi? Ada di zaman nabi itu pelepah kurma, jadi nabi itu melewati dua kubur yang disiksa, kemudian pelepah kurma dibagi dua, nabi menancapkan setiap kubur satu belahan," ungkap Buya Yahya, dikutip dari WartaKotaLive.com.
Adapun maksud dari menancapkan pelepah kurma di atas kubur, Nabi Muhammad SAW mengurai penjelasan yang belakangan diungkap sang sahabat.
"Nabi mengatakan 'semoga Allah akan meringankan siksa kepada dua mayat yang dikubur selagi dia (pelepah kurma) belum kering. Inilah sahabat nabi berwasiat 'tolong kalau aku mati, tancapkan pelepah kurma supaya Allah ringankan dosa saya. Semua yang ada di bumi dari bebasahan bertasbih, tasbihnya itu menjadi mayat tenang," kata Buya Yahya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/05032024_ZIARAH-KUBUR_ABDAN-SYAKURO-2.jpg)