TRIBUN WIKI

Kapan Puasa Nisfu Syaban 2025?, Simak Hukum, Niat, Amalan dan Keutamaannya

Puasa Nisfu Syaban dilakukan pada 15 Syaban 1446 Hijriah, atau 14 Februari 2025. Niat puasa Syaban نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ

Editor: Array A Argus
tribunsumsel/lisma
PUASA SYABAN- Jadwal puasa Nisfu Syaban yakni 13 Februari 2025 atau 14 Februari 2025 dinihari, persis sebelum waktu azan subuh berkumandang.(tribunsumsel/lisma) 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Umat muslim di Indonesia mulai mencari tahu kapan puasa Nisfu Syaban 2025 dilakukan.

Seperti diketahui, bahwa 1 Syaban 1446 Hijriah jatuh pada 31 Jauari 2025.

Bila merujuk kalender Hijriah 2025, maka malam Nisfu Syaban jatuh pada 13 Februari 2025.

Sebab, 15 Syaban 1446 Hijriah jatuh pada 14 Februari 2025.

Itu artinya, Anda sudah bisa melaksanakan sahur pada 13 Februari 2025 (malam) atau 14 Februari 2025 (dinihari) sebelum azan subuh berkumandang.

Sehingga, keesokan harinya, Anda menjalankan puasa sunnah bulan Syaban sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah S.A.W.

Penjelasan Soal Nisfu Syaban

Bulan Syaban merupakan pintu masuk sebelum datangnya bulan suci Ramadan.

Pada bulan Syaban, umat muslim dianjurkan melakukan beragam amalan, termasuk menjalankan ibadah puasa.

Tidak hanya puasa, pada bulan Syaban, umat muslim juga dianjurkan memperbanyak membaca doa dan zikir.

Menurut Ustaz Adi Hidayat, Rasulullah SAW memberikan satu isyarat kepada umat muslim agar membekali dirinya sebelum masuk ke bulan Ramadan.

Baca juga: Doa Menyambut Bulan Syaban, Beserta Amalan yang Biasa Dilakukan Rasulullah Sebelum Ramadan

"Ketika sampai di bulan Ramadan, kita bisa semangat beraktivitas memanfaatkan siang dan malam untuk beribadah seperti khatam Quran dan ibadah lainnya," kata Ustaz Adi Hidayat, dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official.

Bulan Syaban adalah waktu yang tepat membiasakan diri memperbanyak ibadah.

Orang-orang yang tidak punya persiapan sejak Syaban, kata Ustaz Adi, akan merasakan hal yang berbeda saat masuk bulan Ramadan.

Misalnya tampak lemas saat berpuasa karena tidak punya gairah untuk meningkatkan ibadah.

Diriwayatkan oleh Sahabat Usamah bin Zaid, saat masuk bulan Syaban, Nabi Muhammad memiliki kebiasaan meningkatkan amalan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved