Smart Woman

Raih Beasiswa di Luar Negeri, Rita Seroja boru Ginting Bagi Pengalaman Mengajar Internasional

Rita Seroja Br Ginting, perempuan asal Medan ini memutuskan tetap berusaha melanjutkan studinya meskipun gagal mencoba berbagai beasiswa berkali-kali

TRIBUN MEDAN via Rita Ginting
Rita Seroja Br Ginting, perempuan asal Medan ini memutuskan untuk tetap berusaha melanjutkan studinya meskipun gagal mencoba berbagai beasiswa berkali-kali. 

Disana Rita mengajar akademik writing. Karena disini mahasiswa internasional harus memiliki kemampuan menulis secara ilmiah.

“Kebanyakan mereka untuk menulis secara akademik masih membutuhkan bimbingan lebih. Jadi disyaratkan wajib untuk mengikuti kelas akademik writing,” tambah Rita.

Disini Rita mengambil jurusan Teaching English As Second Language, yaitu pengajar bahasa Inggis sebagai bahasa kedua.

Pengalaman Mengajar di Luar Negeri

Selama ini Rita memang pernah mengajar secara internasional, tetapi dengan sistem online. Namun, saat ini dirinya harus mengajar secara langsung dan bertemu orang-orang dari berbagai negara.

“Sebenarnya mereka sudah memiliki kemampuan bahasa Inggris, tetapi terkadang harus menyesuaikan dengan bahasa asli mereka juga. Disitu tantangannya, sama seperti kita kalau berbahasa Indonesia yang harus diterjemahkan ke Inggris pasti ada beberapa yang mengalami perbedaan makna,” ungkapnya.

Menghadapi tantangan tersebut, Rita bersyukur banyak support dari rekan lainnya untuk saling bertukar pengalaman.

Setiap minggunya mereka membentuk kelompok kerja yang membahas permasalahan atau tantangan selama mengajar, untuk mencari solusi bersama.

“Jadi sangat terbantu dengan sistemnya, dari mereka juga sangat dibantu,” kata Rita.

Bahkan disini Rita bukan hanya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan S2 tetapi juga mendapatkan pengalaman mengajar internasional.

“Disini mendapatkan tanggung jawab untuk mengajar S1 itu suatu hal yang besar menurut aku. Karna kan kita belum tau bagaimana sistem pelajaran disini. Makanya diawal sempat gagap juga. Di Indonesia itu lebih ke teacher center kalau disini student center,” ungkapnya.

Bahkan para mahasiswa disebutnya mendapat ruang untuk memberikan masukan bagi para pengajar. Tetapi menurut Rita kritik yang disampaikan sangat membangun dan membuatnya jadi lebih baik.

“Mereka menyampaikan kritik pun dengan baik, sehingga bukannya membuat kita merasa rendah tetapi malah jadi membuka wawasan kita,” tukasnya.

Meskipun diluar negeri, Rita tetap memberikan waktunya untuk mengajar di Indonesia melalui sistem online. Adapun yang diajarkannya yakni TOEFEL dan IELS.

“Meskipun ya terkadang susah mengatur waktu, karna Indonesia dan disini beda waktunya 13 jam,” katanya.

Hal lain yang disyukuri Rita adalah dosen yang sangat welcome dan membantu sepenuh hati.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved