Profil Hasjim Djalal, Diplomat Senior Ahli Hukum Laut yang Kini Telah Tiada

TRIBUN-MEDAN.COM,- Indonesia memiliki tokoh diplomat senior bernama Hasjim Djalal.

Ia tidak hanya dikenal handal berdiplomasi, tapi juga merupakan seorang yang ahli hukum laut.

Setelah lama mengabdi dan membanggakan Indonesia, Hasjim Djalal, yang merupakan ayah dari Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Dino Patti Djalal dikabarkan meninggal dunia.

Almarhum mengembuskan napas terakhirnya pada usia 90 tahun ketika dirawat di RS Pondok Indah, Jakarta, Minggu (12/1/2025).

Baca juga: Profil Munafri Arifuddin, Wali Kota Makassar Terpilih yang Baru Saja Kehilangan Ayahnya

Kabar ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Pemerintah, lalu mengutus Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono untuk menjadi inspektur upacara pemakaman Hasjim Djalal tersebut.

Hal itu dikonfirmasi oleh Juri Bicara Kementrian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Roy Soemirat melalui pesan singkat.

"Saat ini telah dijadwalkan demikian (menjadi inspektur upacara)," ujar Roy, Senin (13/1/2025), dikutip dari Kompas.com.

Terkait pemakaman, putra kedua almarhum, Dino Patti Djalal mengatakan bahwa mendiang ayahnya dijadwalkan untuk dimakamkan pada pukul 15.00 WIB.

Baca juga: Profil Paul Munster, Pelatih Persebaya yang Pernah Arsiteki Klub Eropa

Dia pun menyebut, masyarakat pun diperkenankan hadir pada pemakaman tersebut.

"Saya berterima kasih tentu kepada Pak Menlu Sugiono yang hadir hari ini untuk memberikan last respect kepada Pak Hasjim," kata Dino di rumah duka, Jalan Taman Cilandak III, Jakarta, Minggu (12/1/2025), dikutip dari Antaranews.

Dia menjelaskan bahwa mendiang ayahnya itu sudah mengalami sakit sejak lama. Namun, menurut dia, sosok Hasjim Djalal bisa tetap bertahan hingga sejauh ini, bahkan setelah mengalami dua kali COVID-19 saat masa pandemi.

Dino pun mengungkapkan bahwa sang ayah meninggal karena komplikasi penyakit.

Baca juga: Profil Muhamad Chatib Basri, Ekonom Indonesia Konsultan Lembaga Internasional

Profil Hasjim Djalal

Hasjim Djalal lahir di Sumatera Barat pada 25 Februari 1934.

Ayahnya merupakan seorang petani di Ampe Angke, Bukittinggi, Sumatera Barat.