Kemenkes Sebut Banyak Anak di Bawah Umur 15 Tahun Terkena Sifilis, Dinkes Medan Temukan 14 Kasus

"Ada sifilis primer, sifilis sekunder dan sifilis laten. Mereka ini berbeda- beda jenis dan ciri-cirinya," ucapnya. 

Untuk Sifilis Primer, kata Pocut  ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk. Sementara sifilis sekunder ditandai dengan  munculnya ruam pada tubuh.

"Sementara  sifilis laten ini tidak menimbulkan gejala, tetapi bakteri ada di dalam tubuh penderita,"ucapnya.

Diterangkannya,yang paling bahaya sifilis tersier.  Ini sudah merusak organ tubuh manusia.

"Sifilis tersier  ini dapat menyebabkan kerusakan otak, saraf, jantung, atau organ lain. Ini yang paling bahaya," katanya.

Pocut mengimbau, apabila ada masyarakat yang mengalami ciri-ciri tersebut untuk segera periksa ke puskesmas terdekat terlebih dahulu.

"Kita sarankan untuk bawa ke puskesmas jika memang ada gejala-gejala tersebut. Tujuannya semakin cepat ditangani semakin bagus untuk pasien tersebut," ucapnya. 

Untuk pencegahan, kata Pocut Dinkes Medan terus melakukan penyuluhan terhadap masyarakat. 

"Penyuluhan dan pelayanan agar masyarakat peduli terhadap penyakit sifilis ini terus kami lakukan hingga saat ini," ucapnya.

Sementara itu, berdasarkan datan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk tahun ini banyak remaja yang mengindap Infeksi Menular Seksual (IMS)  selain HIV yakni Sifilis.  

Dalam data Kemenkes disebut kasus sifilis ini ditemukan pada anak usia di bawah 15 tahun. Secara keseluruhan kasus sifilis ditemukan sebanyak 246 kasus sifilis primer, 239 kasus sifilis sekunder, dan 49 kasus sifilis kongenital pada tahun ini.

(Cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan