Medan Terkini

Kemenkes Sebut Banyak Anak di Bawah Umur 15 Tahun Terkena Sifilis, Dinkes Medan Temukan 14 Kasus

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan  Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan Fatima Pocut Putri mengatakan sebanyak 14 anak terkena sifilis

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/HO
Ilustrasi satu diantara gejala sifilis tangan terdapat ruam dan bintik merah. Dinkes Medan temukan 14 anak terkens penyakit sifilis di tahun ini, Selasa (3/12/2024). 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN - Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan  Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan Fatima Pocut Putri mengatakan sebanyak 14 anak dibawah umur 18 tahun terkena penyakit sifilis atau dikenal dengan raja singa di Tahun 2024.  

Dijelaskan Pocut, penyakit sifilis adalah salah satu penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.

Pocut menjelaskan dari 14 kasus yang ditemukan, semua yang terkena sifilis adalah anak-anak usia 15-18 tahun.

"Jumlah penderita sifilis tahun 2024 mulai dari Januari-Oktober itu banyak ditemukan kasus sifilis pada anak-anak," jelasnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (3/12/2024).

Menurutnya,  sifilis merupakan penyakit menular dengan cara yang paling mudah dan simpel.

"Penyebabnya karena penyakit ini ada bakteri treponema pallidium. Bakteri itu bisa didapat  dari kontak fisik, ibu hamil ke bayinya dan hubungan seksual," jelasnya. 

Dikatakannya, dari 14 kasus yang ditemukan itu semuanya dari kelompok populasi Lelaki Seks lelaki (LSL). 

"LSL ini merupakan populasi perilaku beresiko terkena sifilis," ucapnya.

Pocut juga membeberkan beberapa ciri dan gejala awal penyakit  sifilis tersebut. 

"Misalnya luka di daerah kelamin, dubur ataupun mulut, yang sering tidak dirasa sakit dan tidak terlihat oleh penderita sehingga tidak disadari tapi sudah dapat menularkan ke orang lain," ucapnya. 

Dikatakannya,  Sifilis dapat dicegah dengan beberapa hal. Salah satunya dengan tidak bergonta ganti pasangan dalam melakukan hubungan intim.

"Selain itu, pemeriksaan atau skrining untuk penyakit sifilis ini juga perlu dilakukan secara rutin pada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami penyakit ini," terangnya.

Untuk pengobatan sifilis ini, kata Pocut lebih efektif jika dilakukan pada tahap awal. Jangan tunggu parah dan beresiko.

"Selama masa pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks, sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh sehingga tidak menularkan kepada orang lain," ucapnya. 

Pocut menjelaskan, ada beberapa macam  tahap perkembangan sifilis yang akan terjadi pada pasien.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved