Berita Medan

KLHK dan BRGM Optimis Keberlanjutan Rehabilitasi Mangrove di Sumut Melalui Program M4CR

Indonesia memiliki sekitar 23 persen dari total ekosistem mangrove dunia, menjadikannya negara dengan kawasan mangrove terbesar secara global. 

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Melalui kegiatan media gathering di Medan, BRGM mengajak media untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang pentingnya konservasi mangrove, Minggu (1/12/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN- Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), optimis dalam melanjutkan program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) di Sumatera Utara.

Indonesia memiliki sekitar 23 persen dari total ekosistem mangrove dunia, menjadikannya negara dengan kawasan mangrove terbesar secara global. 

Hutan mangrove memberikan berbagai manfaat penting, termasuk sebagai pelindung alami dari crosi pantai, badai, dan tsunami. 

Selain itu, mangrove juga memiliki kemampuan menyerap karbon dalam jumlah besar, yang dikenal sebagai "blue carbon," sehingga berperan penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. 

Meski demikian, mangrove di Indonesia mengalami tekanan berat akibat aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan menjadi tambak dan pengembangan wilayah pesisir.

Ir. Hartono, M.Sc., Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menyampaikan, melalui program M4CR, Pemerintah Indonesia menargetkan rehabilitasi lebih dari 75.000 hektar mangrove yang terdegradasi untuk mendukung ketahanan iklim sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. 

"Program ini juga dirancang untuk meningkatkan keterampilan masyarakat lokal dalam memanfaatkan mangrove secara berkelanjutan, misalnya melalui ekowisata, budidaya perikanan, serta pengembangan produk turunan mangrove," ujarnya dalam pertemuan bersama media, Minggu (1/12/2024).

Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), mengatakan, mangrove tidak hanya penting bagi lingkungan tetapi juga memiliki dampak langsung terhadap kehidupan masyarakat pesisir. 

"Program M4CR bertujuan melindungi wilayah pesisir dan memberdayakan masyarakat lokal agar mampu menjaga sekaligus memanfaatkan hutan mangrove secara berkelanjutan. Dengan keterlibatan media dalam acara ini, kami berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya menjaga ekosistem mangrove, baik sebagai pelindung alam maupun sumber penghidupan," jelasnya.

Melalui kegiatan media gathering di Medan, BRGM mengajak media untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang pentingnya konservasi mangrove. 

Media berkesempatan mengunjungi beberapa lokasi rehabilitasi mangrove di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang, di mana mereka menyaksikan sendiri bagaimana program M4CR telah memberikan manfaat nyata bagi lingkungan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat.

Provinsi Sumatera Utara menjadi satu diantara empat provinsi prioritas Mangrove for Coastal Resilience dengan luas target seluas 6.078 hektar hingga tahun 2027, meliputi 12 Kabupaten, 34 Kecamatan, dan 93 desa. Salah satunya berada di Desa Pasar Rawa, Kabupaten Langkat.

Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) adalah program konservasi yang diinisiasi oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan World Bank. 

"Program ini bertujuan untuk merehabilitasi ribuan hektar mangrove yang terdegradasi di 4 fokus lokasi, Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, demi memperkuat ketahanan pesisir, mengurangi emisi karbon, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir," katanya.

Selain berfokus pada pemulihan ekosistem mangrove, M4CR juga mendorong pemberdayaan ekonomi lokal melalui berbagai program berkelanjutan yang melibatkan masyarakat, seperti ekowisata, produksi kuliner lokal, dan pelatihan pengelolaan sumber daya alam.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved