TRIBUN WIKI
Apa Itu Kabut Haze yang Sempat Menutupi Wilayah Labuhan Bajo? Begini Penjelasan BMKG
Kabut haze merupakan fenomena alam yang terjadi akibat adanya partikel-partikel di udara kering yang memicu kurangnya jarak pandang.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Sejumlah wilayah di Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) sempat ditutupi kabut.
Akibatnya, jarak pandang warga pun terganggu.
Menurut laporan yang ada, terganggunya jarak pandang ini akibat kabut haze.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Stasiun Meteorologi Komodo menerangkan, kabut haze adalah fenomena alam biasa.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Serang mengatakan, kabut haze merupakan fenomena atmosfer terkait jernih atau keruhnya udara yang mempengaruhi jarak pandang terhadap obyek tertentu.
Baca juga: Apa Itu Thanksgiving Day dan Bagaimana Sejarahnya
Penyebabnya, adanya partikel-partikel melayang di atmosfer, sehingga menghamburkan sinar datang cahaya matahari.
Atau, kabut haze ini terjadi karena intensitas debu dan asap yang meningkat tajam di udara kering, sehingga memicu kurangnya jarak pandang.
"Konsentrasi partikel yang melayang-layang itu bisa datang karena polusi udara, kebakaran hutan, aktivitas pertanian, debu/abu dan partikel kering, atau kondisi cuaca tertentu," kata Maria Serang, dikutip dari Pos Kupang, Jumat (29/11/2024).
Baca juga: Apa Itu Serangan Fajar? Inilah Ancaman Pidana yang Siap Menanti Pelakunya
Maria menduga, satu diantara penyebab terjadinya kabut haze ini karena dampak abu vulkanik dari aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.
Namun pendapat tersebut belum bisa dibuktikan.
"Kita bisa menduganya demikian (karena abu vulkanis), namun karena tidak ada yang dapat membuktikan bahwa ini ada sebaran abu vulkanis maka itu baru sebatas dugaan," kata Maria.
Ia menerangkan, fenomena kabut haze terjadi karena adanya partikel padat yang berasal dari asap kendaraan, dan debu yang naik ke udara.
Baca juga: Apa Itu ICC, Mampukah Organisasi Internasional Ini Menangkap Benjamin Netanyahu?
Partikel itu mengambang dan sesekali akan turun bersama udara basah pada pagi hari.
"Kondisi angin beberapa hari terakhir berdasarkan data pengamatan dan prakiraan dari model cuaca, angin memang cenderung calm/teduh rata-rata berkisar 0-5 knot terutama di lapisan 5000 feet," pungkasnya.
Sementara itu, di lokasi lain, yakni di Bali sempat terjadi fenomena alam kabut adveksi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/medan-diselimuti-kabut-2.jpg)