Berita Viral

KISAH Pilu Siswa SD di Maluku Tenggara Bertaruh Nyawa ke Sekolah, Lewat Jembatan Rusak Tiap Hari

Puluhan siswa SD terlihat melintas di atas jembatan yang rusak. Mereka setiap hari melintas di jalan rusak ini agar bisa ke sekolah.

HO
Puluhan siswa SD terlihat melintas di atas jembatan yang rusak. Mereka setiap hari melintas di jalan rusak ini agar bisa ke sekolah. 

Salah satu karyawan yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, pihak PUPR berada di seberang.

"Kalau mau ketemu di jembatan sebelah ibu, di sini yang ada hanya pekerja dan kontraktor sa PUPR semua di sana," kata dia.

Untuk diketahui, jembatan penghubung antara Ohoi (desa) Rumadian-Dian Darat, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) ambrol, pada Kamis (3/10/2024) pukul 05.13 WIT.

Akibatnya, warga belasan desa yang kerap menggunakan jembatan penghubung tersebut terpaksa memutar jalan sejauh 17 kilometer karena akses jembatan ditutup.

Kisah perjuangan lainnya siswa untuk sekolah juga terjadi di Sulawesi Tenggara.

Sejumlah siswa nyebrang laut tiap hari untuk sekolah ini viral di media sosial.

Perjuangan mereka menempuh pendidikan ini bisa menjadi pemicu semangat sekaligus inspirasi.

Jika air pasang, para siswa ini tak jarang melepas sepatu supaya tidak basah ketika menaiki perahu.

Para siswa harus membayar ongkos perahu untuk nyebrang laut sebesar Rp2000 tiap harinya.

Kisah inspiratif ini datang dari anak-anak di pulau Bontu-Bontu, Kecamatan Towea, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Mereka menempuh perjalanan yang tidak mudah untuk mencapai SMA Negeri 1 Napabalano di Kabupaten Muna.

Setiap hari, puluhan siswa dari pulau ini harus menyeberangi lautan dengan menaiki perahu.

“Ya, setiap hari kami, anak-anak di sini (pulau Bontu-Bontu), kalau pergi sekolah harus naik perahu. Setiap hari menyeberangi laut, baik pergi sekolah maupun pulang sekolah,” ungkap Ali Sahar, seorang pelajar asal pulau Bontu-Bontu, saat ditemui di rumahnya, Kamis (10/10/2024), dikutip dari Kompas.com.

Sebelum menaiki perahu, Ali dan teman-temannya berkumpul terlebih dahulu.

Namun, jika air surut, mereka harus melepas sepatu, dan para siswa laki-laki harus membuka celana mereka.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved