Lakalantas

Fakta-fakta Kecelakaan Mobil vs Truk di Pakpak hingga Tangan Penumpang Putus, Berikut Kronologinya

2 kendaraan terlibat kecelakaan saat berada di Jalan Lintas Sidikalang - Subulussalam Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat, Jumat (21/6/2024).

|
TRIBUN MEDAN/ALVI
Penyerahan potongan tangan dari pihak keluarga sopir dump truk kepada keluarga korban, Jumat (21/6/2024). 

Setelah satu jam bertemu, pihak Jusniaty bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju kediamannya dengan melintasi jalur Sidikalang-Subulussalam.

Setelah sampai di lokasi kejadian, Maisuardi sempat tidak menyangka kecelakaan tersebut terjadi. Pihaknya kemudian dihubungi oleh salah seorang rekan korban melalui akun Facebook.

"Setelah mendapat kabar itu, saya langsung pergi ke RSUD Sidikalang  dan langsung kami rujuk ke RSU Vita Insani. Karena peralatan disini kurang memadai, " jelasnya.

Saat ini kondisi korban sedang menjalani operasi di rumah sakit yang berada di Kota Pematangsiantar.

"Mudah-mudahan korban bisa segera cepat pulih dan sembuh," katanya.

Sopir Truk Lakukan Tradisi Beras Pihir

Sagala, sopir dump truk yang terlibat kecelakaan di Jalan Lintas Sidikalang - Subulussalam Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat melakukan tradisi Beras Pihir.

Hal tersebut dilakukan pihak keluarga pasca kecelakaan tersebut.

Pihak keluarga dengan meletakkan sengenggam beras dan kemudian ditaburi beras tepat di atas kepala Sagala dan kemudian memberikan ucapan harapan-harapan.

Tak hanya Sagala, istri dan kedua anaknya juga mendapatkan hal yang serupa oleh pihak keluarga.

Sagala, supir dump truk yang melakukan tradisi Beras Pihir di kediamannya yang berada di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, Jumat (12/6/2024) .
Sagala, supir dump truk yang melakukan tradisi Beras Pihir di kediamannya yang berada di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, Jumat (12/6/2024) . (TRIBUN MEDAN/ALVI)

Mawardi Boangmanalu, keluarga Sagala mengatakan, tradisi tersebut memang kerap dilakukan apabila ada keluarga yang mengalami musibah.

"Kalau dalam Bahasa Pakpak disebut Mengkisik Tendik. Jadi untuk menenangkan lah pihak keluarga, " ujarnya.

Adapun metodenya yakni dengan menggunakan beras yang digenggam dan diletakkan tepat di atas kepala dan kemudian ditabur sebanyak 11 kali.

"Ya paling kita doakan agar enggak usah takut, ada keluarga disini. Jadi buat tenangin juga, baru bilang janganlah tinggalin istrimu, keluargamu, " katanya.

Kenapa harus beras, Mawardi mengatakan bahwa beras diibaratkan tidak bisa lepas dari air. Begitu juga antara raga manusia dengan ruh yang tidak bisa dipisahkan.

"Kalau raga kita pisah dengan ruh kan namanya sudah meninggal. Jadi itulah makna dari tradisi ini, " tutupnya.

Sagala, supir dump truk yang melakukan tradisi Beras Pihir di kediamannya yang berada di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi, Jumat (12/6/2024) .

(Cr7/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan  

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved