Perang Iran vs Israel

Sosok Brigjen Amir Ali Hajizadeh, Komandan IRGC-AF Pimpin Serangan ke Israel, Loyalis Ali Khamenei

Sosok itu Brigjen Amir Ali Hajizadeh adalah komandan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran atau (IRGC-AF).

HO
Sosok itu Brigjen Amir Ali Hajizadeh adalah komandan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran atau (IRGC-AF). 

TRIBUN-MEDAN.com - Operasi yag dilancarkan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4/2024) kembali membuat geger wilayah Timur Tengah. 

Iran melancarkan ratusan rudal dan drone ke arah Israel. Sepanjang kabar usai penyerangan, tidak ada korban yang tersiar. 

Israel mengkalim melumpuhkan semua ratusan rudal Iran dengan empat lapis alat pertahanan mereka. 

Dalam serangan balasan atas penyerangan Israel pada 1 April 2024 kemarin, ada sosok sentral yang memimpin operasi. 

Sosok itu Brigjen Amir Ali Hajizadeh adalah komandan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran atau (IRGC-AF).

Brigjen Hajizadeh memainkan peran penting dalam pengembangan, proliferasi, dan penggunaan program drone dan rudal Iran.

Militer Iran hari ini bertumpu pada kekuatan rudal dan drone-drone mereka: pilihan yang lebih murah dan rasional ketimbang ikut "berlomba" di sektor pesawat tempur maupun kapal-kapal perang bertonase raksasa.

Jika hari ini kapabalitas drone dan rudal Iran mencengangkan banyak pihak, termasuk musuh-musuh mereka, hal itu tak bisa dilepaskan dari peran sentral Brigjen Hajizadeh.

Serangan rudal dan drone Iran ke Israel berlangsung selama 5 jam (HO)
Serangan rudal dan drone Iran ke Israel berlangsung selama 5 jam (HO) (ho)

Sejak kematian Qassem Soleimani, mendiang komandan Pasukan Quds IRGC, Hajizadeh telah memimpin IRGC-AF yang lebih aktif dan tegas.

Panjangnya masa jabatan sebagai Komandan IRGC-AF merupakan tanda keyakinan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, terhadap kemampuan pria kelahiran Teheran, 28 Februari 1962.

Setelah Revolusi Islam tahun 1979 dan pecahnya Perang Iran-Irak, Hajizadeh segera bergabung dengan IRGC sebagai penembak jitu dan berafiliasi dengan divisi artilerinya.

Beberapa laporan menempatkan dia sebagai kepala divisi artileri IRGC dan wakil komandan rudal permukaan ke permukaan selama perang.

Di era inilah, Hajizadeh bertemu dengan seorang pria yang akan mengubah jalan hidupnya: Hassan Tehrani Moghaddam.

Seperti yang diungkapkan sebuah sumber kepada Middle East Eye, “ketika Moghaddam dan 12 orang lainnya melakukan misi tiga bulan ke Damaskus pada tahun 1984 untuk dilatih oleh tentara Suriah untuk meluncurkan rudal Scud B yang diterima Iran dari Libya, dia melamar para komandan tertinggi bahwa Hajizadeh mengatur unit rudal pertama—bernama 'Hadid'—sebelum dia kembali ke Suriah untuk memimpin unit tersebut sendiri.”

Moghaddam menjadi komandan program rudal IRGC pada tahun 1983 dan mempelopori pengembangan rudal Shahab, yang dapat mengirimkan hulu ledak nuklir dan mencapai Israel.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved