Kebakaran Pasar Tarutung
Catatan Sejarah Kebakaran di Tarutung sejak Zaman Kolonial Belanda, Ini Kata Dosen IAKN Dian Purba
Secara detail, ia juga menguraikan terjadinya kebakaran di Tarutung dari tahun ke tahun. Ia awali dari tahun 1917 yang menghanguskan 15 rumah.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG - Dalam catatan Dian Purba, seorang dosen di IAKN Tarutung sekaligus akademisi menyebutkan, kebakaran di Tarutung udah beberapa kali pada zaman kolonial Belanda.
"Sepertinya Tarutung selalu 'akrab' dengan kebakaran. Berita-berita koran zaman kolonial pun saban tahun memberitakan musibah ini," demikian tulis Dian Purba, seorang dosen dan akademisi dalam media sosialnya.
Secara detail, ia juga menguraikan terjadinya kebakaran di Tarutung dari tahun ke tahun. Ia awali dari tahun 1917 yang menghanguskan 15 rumah.
"Pada 11 September 1917 diberitakan terjadi kebarakan di Tarutung yang menghanguskan 15 rumah dan tiga lumbung padi yang terisi penuh," sambungnya.
Ia lanjutkan, dua tahun kemudian, April 1919, Tarutung kembali dilanda kebakaran hebat. Sebanyak dua belas toko dan rumah terbakar.
"Kebakaran ini diduga disengaja oleh seseorang sehingga asisten residen merasa perlu turun tangan mencari dalangnya. Kerugian diperkiran sekitar 150.000 gulden," tuturnya.
Setahun berselang, Agustus 1920, selama tiga jam, kebakaran menghanguskan banyak rumah. Diperkirakan kerugian mencapai 70.000 gulden.
Pada November 1925, enam rumah hangus menjadi abu dan satu truk juga ikut terbakar. Kerugian diperkirakan mencapai 10.000 gulden.
Pada 15 Januari 1930, kebakaran hebat terjadi di Tarutung. Dalam sekejap, pasar Tarutung menjadi lautan api. Pemadam kebakaran kesulitan memadamkannya karena hampir semua bangunan terbuat dari kayu.
Kerugian ditaksir mencapai 80.000 gulden. Lazimnya dalam sebuah kebakaran, seorang tukang emas dikabarkan kehilangan perhiasan senilai 20.000 gulden.
Dikabarkan juga, saat kebakaran, 1.500 gulden dicuri dari seorang pedagang Tionghoa. Pencuri kemudian berhasil ditangkap.
Selanutnya, ia tulis, kebakaran pada September 1933 terjadi di Rumah Sakit Misi Rhenish. Akibat kecerobohan seorang tukang masak, paviliun rumah sakit pun terbakar. Kebakaran ini menimbulkan kepanikan sehingga dua puluh orang sakit yang berada di paviliun tersebut harus menyelamatkan diri sendiri.
Catatan tersebut berdasarkan informasi yang tertuang dalam surat kabar luar negeri, yakni: De Locomotief, 18 September 1917; De Sumatra Post, 11 April 1919; Het Nieuws Van Den Dag, 17 Augsutus 1920; Het Volk, 20 Augustus 1920; De Indische Courant, 25 November 1925; Het Nieuws Van Den Dag, 16 Januari 1930; Het Nieuws Van Den Dag, 29 Januari 1930; Het Nieuws Van Den Dag, 22 September 1933.
Teranyar, kebakaran terjadi di Pasar Tarutung pada Minggu (7/4/2024). Walau tidak ada korban jiwa, namun kerugian material diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pihak kepolisian telah memasang garis polisi di areal kebakaran guna memudahkan proses olah TKP dan penyelidikan soal penyebab kebakaran tersebut.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kebakaran-Pasar-Tarutung-pada-Minggu-842024.jpg)