Viral Medsos

Mahasiswa di Pati 'Gila' Usai jadi KPPS, Diduga Depresi Hitung Suara Caleg saat Tugas Menumpuk

Dokter penanggung jawab pasien, akhirnya merekomendasikan kepada keluarga pasien agar MAH dirujuk ke rumah sakit jiwa di Semarang.

Editor: Satia
Instagram
Ilutrasi Mahasiswa Gila usai jadi KPPS 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - NASIB mahasiswa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah alami gangguan jiwa usai menjadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Pria yang alami gangguan jiwa ini berinisial MAH.

MAH tersebut mengalami gangguan psikis usai pelaksanaan pemungutan suara 14 Februari 2024 lalu.

Baca juga: Wabup Samosir Minta Keseriusan dan Komitmen Seluruh Stakeholder Soal Percepatan Penurunan Stunting

Pria asal wilayah Pati bagian utara itu bahkan sempat dirawat di Ruang Sakura RSUD RAA Soewondo.

Untuk diketahui, Ruang Sakura merupakan tempat perawatan khusus pasien gangguan jiwa.

Berdasarkan data rawat inap UPT RSUD RAA Soewondo Pati, MAH dirawat sejak 23 hingga 29 Februari 2024.

Plt Direktur UPT RSUD RAA Soewondo Pati, Hartotok, melalui Kepala Ruang Sakura Sudarwati mengungkapkan, MAH sempat dirawat di Ruang Sakura selama enam hari sebelum dirujuk ke Semarang.

MAH mengalami gangguan jiwa diperkirakan akibat banyaknya tugas yang dia emban, mulai dari tugas kuliah hingga yang berkaitan dengan aktivitasnya sebagai KPPS pada Pemilu 2024.

“Yang bersangkutan banyak tugas yang diemban. Tugas kuliah yang bebarengan dengan tugas Sirekap (jadi pemicu pasien) kurang percaya diri dan menyalahkan diri sendiri,” jelas Sudarwati dalam keterangan tertulis, Jumat (1/3/2024).

Dia menyebut, selain tidak percaya diri, pasien juga menunjukkan kondisi temperamental, sering marah-marah, bahkan sampai menyalahkan dan membahayakan diri sendiri.

Baca juga: Mediasi Konflik Pengolahan Lahan di Pangururan Kabupaten Samosir, Begini Keterangan Polisi

Pasien yang merupakan anggota KPPS itu telah dirawat sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) rumah sakit. Antara lain pemberian injeksi, kemudian ditenangkan dengan dilakukan prosedur restrain.

“Hal ini demi mencegah terjadinya hal–hal yang tidak diinginkan, misalnya pasien membenturkan kepalanya ke tembok,” jelas dia.

Dokter penanggung jawab pasien, akhirnya merekomendasikan kepada keluarga pasien agar MAH dirujuk ke rumah sakit jiwa di Semarang.

Hal ini agar MAH bisa mendapatkan pelayanan terapi lebih lanjut, misalnya Electroconvulsive Therapy (ECT).

Sebagaimana diberitakan TribunJateng.com sebelumnya, RSUD RAA Soewondo Kabupaten Pati menyiapkan ruang perawatan untuk mengantisipasi adanya calon anggota legislatif (Caleg) yang gagal dan butuh perawatan secara kejiwaan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved