Idul Fitri 2024
Sejarah Tradisi Mudik yang Dilakukan Setiap Idul fitri
Asal usul mudik berasal dari tradisi di masa lalu, orang Melayu yang tinggal di hulu sering melakukan perjalanan ke hilir dengan menggunakan perahu.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Mudik berasal dari bahasa Melayu 'udik', yang berarti hulu atau ujung.
Asal usul mudik berasal dari tradisi di masa lalu, orang Melayu yang tinggal di hulu sering melakukan perjalanan ke hilir dengan menggunakan perahu atau kereta.
Ketika mereka menyelesaikan pekerjaan mereka di hilir, mereka akan kembali ke hulu secara berkelompok di sore hari.
Saat ini, mudik adalah istilah yang umum digunakan untuk menggambarkan kegiatan seseorang yang kembali ke desa atau kampung halamannya.
Tradisi ini terutama digunakan untuk umat Muslim yang merayakan Idul Fitri bersama keluarga dan kerabat di kampung halaman.
Asal-usul mudik di Indonesia diketahui sejak tahun 1970-an, ketika pusat-pusat pertumbuhan dibangun di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan pada era Orde Baru.
Hal ini menyebabkan urbanisasi dan orang-orang pindah ke kota-kota tersebut untuk menetap dan mencari pekerjaan.
Ia mengatakan bahwa masyarakat yang pindah ke kota mengalami perubahan sosial karena terpisah dari sanak saudara dalam jangka waktu yang lama, sementara di desa, mereka dapat tinggal dekat dengan sanak saudara.
Bagi sebagian orang, mudik bukan lagi sekadar ajang reuni keluarga.
Bagi sebagian dari mereka, mudik juga menjadi ajang pamer kesuksesan di perantauan.
Dilansir dari kompas.com, mudik sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan.
Dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverio Raden Lilik Aji Sampurno mengatakan, kebiasaan mudik dimulai sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam.
"Awalnya, mudik tidak diketahui kapan. Tetapi ada yang menyebutkan sejak zaman Majapahit dan Mataram Islam," kata Silverio, dikutip dari kompas.com
Alkisah, dahulu wilayah kekuasaan Majapahit begitu luas hingga ke Sri Lanka dan Semenanjung Malaya.
Kerajaan Majapahit pun menempatkan para pejabatnya di titik-titik kekuasaan mereka. Sampai pada suatu ketika, pejabat tersebut akan kembali ke pusat kerajaan untuk menghadapi raja dan mengunjungi kampung halaman.
| Kisah Dwi Rizky Jalani Lebaran di Jepang, Rindu Momen Berburu THR bersama Keluarga |
|
|---|
| 15 April Jadi Puncak Arus Balik di Tol Belmera, Ini Kata Jasa Marga |
|
|---|
| Tampilan Baru Penangkaran Buaya Asam Kumbang, Jadi Pilihan Libur Lebaran Warga Medan |
|
|---|
| Hingga Hari H Idul Fitri 1145 H, ASDP Danau Toba Seberangkan 22.793 Ribu Penumpang |
|
|---|
| 849 Warga Binaan Terima Remisi Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapas Siantar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ilustrasi-Idul-Fitri_Takbiran.jpg)