Bulan Ramadan

Bagaimana Pandangan Islam tentang Tradisi Ziarah Kubur Sebelum Ramadan? Begini Penjelasannya

Dalam kalender Hijirah tersebut, Ramadan 2024 dimulai pada tanggal 12 Maret dan berakhir pada bulan April 2024.

Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Warga membersihkan dan berdoa di makam keluarga saat melakukan ziarah kubur di Pemakaman Muslim, di Jalan Halat, Medan, Rabu (1/5/2019). Tradisi ziarah kubur tersebut dilakukan warga menjelang bulan Ramadan untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia. 

“Saya pernah melarang berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah..! karena hal itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat."

Prinsip dasar mengenai bolehnya ziarah kubur sebenarnya terletak pada alasan ‘tazdkiratul akhirah,’ yang artinya mengingatkan kita akan kehidupan akhirat.

Oleh karena itu, diizinkan untuk berziarah ke makam orang tua, orang saleh, dan para wali selama ziarah tersebut mampu mengingatkan kita pada akhirat.

Pendapat serupa disampaikan oleh Ibnu Hajar al-Haytami dalam ‘al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra,’ menyatakan bahwa ziarah ke makam para wali dan orang shalih adalah suatu kebaikan yang dianjurkan.

Oleh karena itu, para ustadz dan jama’ah cenderung memberikan perhatian khusus pada kegiatan berziarah ke makam para wali setelah penutupan acara pembelajaran.

(cr31/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved