Breaking News

Tribun Wiki

Mengenal Tradisi Panjopputan di Kalangan Petani Kabupaten Labuhanbatu Utara

Pernahkah Anda mendengar soal tradisi panjopputan? Tradisi ini biasa dilakukan keluarga petani yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara

Editor: Array A Argus
Tribun Medan
ILUSTRASI- Kelompok Tani Matahari Desa Bagan Bilah sedang panen padi beberapa waktu lalu. Saat ini mayoritas rata-rata usia para petani pada usia 40 hingga 50 tahun. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Keluarga petani di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatra Utara mengenal tradisi yang namanya panjopputan.

Menurut informasi, tradisi panjopputan ini dilakukan para petani ketika memasuki musim panen.

Secara harafiah, panjopputan berasal dari kata jopput yang berarti mengambil sedikit dengan tangan.

Kata panjopputan tidak dapat diartikan kedalam bahasa Batak karena merupakan hasil serapan dari Bahasa Indonesia yaitu, jemput.

Baca juga: Mengenal Tradisi Mameakhon Sipanganon yang Kini Sudah Jarang Ditemui

Panjopputan yang dimaksud disini adalah sesuai dengan pengertian masyarakat setempat, yaitu menjemput.

Panjopputan dilakukan untuk menjemput jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi.

Menurut jurnal.unimed.ac.id dengan judul Tradisi Panjopputan saat Memasuki Masa Panen Padi Pada Masyarakat Desa Poldung, Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara, disebutkan bahwa petani di sana meyakini bahwa tanaman padi juga memiliki jiwa atau roh. 

Baca juga: Tradisi Potong Jari Suku Dani, Cara Mengerikan Ungkap Kesedihan Atas Kematian Orang Terdekat

Maka dari itu, tradisi panjopputan dilakukan saat memasuki masa panen padi untuk menjemput jiwa atau roh yang bersemayam pada tanaman padi tersebut.

Adapun maksud dari tradisi ini semata-mata berharap agar panen yang diperoleh melimpah dan terhindar dari gangguan.

Kemudian, masyarakat yakin, bahwa tradisi panjopputan ini akan membuat tanaman padi lebih cepat mengunging secara merata.

Prosesi Panjopputan

Menurut jurnal tersebut, prosesi panjopputan dilakukan dengan memotong tangkai padi sebagai tanda dimulainya masa panen padi.

Namun, kegiatan ini tidak boleh dilakukan satu hari saja.

Proses panen padi harus dulakukan secara bertahap.

Pada hari pertama, padi yang hendak dipanen hanya boleh diambil sedikit saja.

Baca juga: Upacara Perumahan Begu, Ritual Pemanggilan Roh Suku Karo

Misalnya, hanya diambil satu appang (keranjangrotan/bambu).

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved