Pilpres 2024

Nasib Anwar Usman, Dicopot dari Jabatannya Usai Selamatkan Gibran jadi Cawapres

Dalam hal ini, Anwar Usman yang menyelamatkan Gibran Rakabuming agar bisa maju sebagai Cawapres, walaupun umur belum memadai.

Editor: Satia
HO
Cawapres Gibran Rakabuming memberi respons terkait pamannya Anwar Usman dicopot dari jabatan Ketua MK.  

“Hakim terlapor tidak diperkenankan terlibat atau melibatkan diri dalam pemeriksaan dan pengambilan keputusan dalam perkara perselisihan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden, pemilihan anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta pemilihan gubernur bupati dan wali kota yang memiliki potensi timbulnya benturan kepentingan,” tutur Jimly.

Baca juga: Kakek 73 Tahun di Blitar Sempat Solat Sebelum Bunuh Istrinya, Kepala Dipukul Jasad Dibuang ke Sungai

Dugaan Toxic Relationship di Sekitar Jokowi

Munculnya nama Gibran Rakabuming yang maju sebagai calon wakil presiden masih membuat perdebatan.

Gibran mendampingi calon presiden Prabowo dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Sejumlah politikus dan ahli politik turut memberikan pandangannya terkait posisi anak sulung Presiden Jokowi ini.

Psikolog Hanna Rahmi mengatakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menggambarkan adanya toxic relationship di dalam pemerintahan.

Hal ini merespons pernyataan politikus PDIP, Aria Bima yang menduga toxic relationship di Pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca juga: Erwin Siahaan Kembali Gelar Sosper Tentang Ketentraman dan Ketertiban Umum di Medan Johor

Hanna mengatakan toxic relationship pada dasarnya adalah kegiatan untuk saling mempengaruhi.

Menurutnya, dalam dunia politik, sebutan toxic relationship lebih berkaitan pada proses di mana kekuasaan diambil dan digunakan dalam masyarakat.

Hanna menilai keputusan Gibran Rakabuming Raka menjadi cawapres adalah tindakan yang memaksakan situasi.

“Kondisi kerja yang toxic mendorong Jokowi untuk bertanggung jawab atas keadaan tersebut,” kata Hanna kepada wartawan, Kamis (2/11/2023).

Dia menjelaskan toksisitas di lingkungan kerja biasanya merujuk pada situasi di mana emosional seseorang terpengaruh secara negatif oleh faktor-faktor tertentu.

Baca juga: Profil Kabupaten Serdangbedagai, Punya 17 Kecamatan dengan Luas 1.900 Km

Hanna menyebut toxic relationship dalam sebuah organisasi bisa dilihat dari bagaimana penyalahgunaan kekuasaan melalui orang-orang yang dekat dengan pemimpinnya.

“Kekuasaan dapat memengaruhi cara seseorang berperilaku dan mengambil keputusan. Orang yang memiliki kekuasaan sering mengambil keputusan yang menguntungkan posisi mereka,” imbuhnya.

Sebelumnya, Politikus PDIP Aria Bima mengungkapkan adanya dugaan toxic relationship di lingkaran pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan KH. Ma'ruf Amin.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved