Tribun Wiki
Mengenal Tradisi Mangenta, Yang Selalu Dilakukan Masyarakat Kalimantan Tengah
Setiap daerah memiliki keunikan tradisi masing-masing. Seperti halnya tradisi mangenta dalam masyarakat Kalimantan Tengah
TRIBUN-MEDAN.COM,- Setiap daerah di Indonesia ini memiliki tradisinya masing-masing.
Misalnya saja di Kalimantan Tengah.
Di sana, ada sebuah tradisi yang namanya mangenta.
Mungkin, bagi sebahagian orang, khususnya kalangan remaja masa kini tidak tahu apa itu mangenta.
Ya, mangenta adalah kegiatan yang dilakukan para petani dalam mengucap syukur atas hasil panen padi yang didapat.
Baca juga: Tradisi Mandadang Pada Suku Batak Simalungun, Wanita Baru Melahirkan Didekatkan ke Api
Umumnya, tradisi mangenta ini dilakukan oleh masyarakat Dayak.
Selain mengucap syukur atas hasil panen padi, tradisi mangenta juga dilakukan untuk mencegah perkembangbiakan hama padi seperti tikus, burung, atau serangga.
Dilansir dari Direktorat SMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tradisi mangenta ini diyakini memiliki nilai spiritual yang tinggi oleh masyarakat Kalimantan Tengah.
Mangenta memiliki istilah adat, yaitu prosesi 'kuman behas taheta' yang memiliki makna memakan beras batu.
Mereka menyiapkan Kenta, hidangan khas Dayak Kalimantan Tengah yang terbuat dari beras ketan.
Baca juga: Tradisi Adat Mangirdak Hingga Martutu Aek di Batak Toba, Proses Sebelum Melahirkan Hingga Lahiran
Kenta dipanggang dan ditumbuk dalam lesung.
Pada umumnya, sajian ini hanya disajikan pada acara-acara khusus, seperti upacara adat atau pernikahan suku Dayak-Ngaju.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat Kenta adalah beras ketan, kelapa muda, gula putih/gula merah, dan air kelapa muda.
Padi ketan yang telah direndam dan ditiriskan pada tahap penyiapan terlebih dahulu lalu disangrai selama kurang lebih 10 menit dengan api sedang.
Kemudian padi yang sudah disangrai ditumbuk hingga halus.
Baca juga: Ritual Sibiangsa, Tradisi Batak Toba Mempertahankan Kampung di Masa Lampau
| Profil Petrus Fatlolon, Eks Bupati Tanimbar yang Dulunya Dosen, Kini Masuk Penjara |
|
|---|
| Profil dan Agama Aisha Retno, Penyanyi Keturunan Indonesia yang Sebut Batik dari Malaysia |
|
|---|
| Profil Andi Syaqirah Jainal atau Syaqirah Sidrap, Pedangdut dengan Julukan Ratu Penghayatan |
|
|---|
| Profil Gabriel Han Willhoft, Pesepak Bola Berdarah Indonesia Gantung Sepatu di Usia Muda |
|
|---|
| Asal Usul Nama Jembatan Kabanaran yang Awalnya Jembatan Pandansimo, Dikaji Atas Nilai Sejarah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/tradisi-mangenta.jpg)