Polres Simalungun

Persalinan Maut Bidan Elvinawati Ambarita, Nyawa Bayi Melayang Ibu Kritis, Topan Lapor Polisi

Sabtu Pukul 20.00 WIB 21 Oktober 2023 lalu menjadi peristiwa kelam bagi pasangan suami istri Topan Bakkara (38)-Harmilawati (29) beserta seluruh kelua

Editor: Arjuna Bakkara
IST
Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung SIK SH MH menerima kedatanganTopan Bakkara di Ruang Kerja Kapolres Simalungun, Kamis (26/10/2023). Topan Bakkara menceritakan keluhannnya terkait bayinya yang meninggal dunia diduga akibat kecerobohan atau mal praktik Bidan Desa Elvinawati Ambarita. 


Dari rangkaian peristiwa tersebut, keluarga menduga kuat telah terjadi malpraktik dalam penanganan persalinan terhadap bayi dan ibunya. Hal lainnya yang membuat keluarga makin curiga, bidan Elvinawaty menuliskan dalam buku panduan persalinan (buku pink) ia telah mengunjungi Harmilawaty dan bayinya tanggal 25 Oktober 2023 dan 12 November 2023, lengkap dengan arahan.

Padahal, saat keluarga membaca buku tersebut masih tanggal 21 Oktober dan 22 Oktober 2023, dan bayi telah meninggal dunia pada 21 Oktober 2023. Keluarga besar sangat berharap tabir terungkap dan peristiwa ini tak terulang kepada orang lain. Sehingga atas kesepakatan keluarga, peristiwa tersebut dilaporkan ke Polres Simalungun dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Simalungun, Kamis (26/10/2023) lalu.


Kapolres Simalungun AKBP Ronald FC Sipayung telah menanggapi laporan yang disampaikan pihak keluarga pasien dan akan menindaklanjutinya.

"Kita akan tindak lanjuti kasus ini,"kata Kapolres.


Begitu juga Ketua IBI Kabupaten Simalungun, Marice Simarmata yang ditemui di Sekretariat IBI Simalungun, Jalan Parahot, Kecamatan Siantar. Ia telah menerima laporan tertulis dan lisan dari keluarga pasien. Marice juga menyampaikan pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut.

Ealvinawati Ambarita Bidan bersangkutan yang menangani persalinan itu, saat dikonfirmasi pada Senin (30/10/2023) tidak membantah telah menangani persalinan. Elvina juga mengaku telah mengetahui Bayi tersebut meninggal dunia.

pUSKESMAS pARAPAT TEMPAT HARMILA BERSA;LIN
Puskesmas Parapat tempat Harmila bersalin


Mengenai bayi yang meninggal serta ibu yang sekarat karena ari-ari yang tertinggal di dalam rahim, katanya dia menanyakan Kepala Puskesmas Parapat, meski dirinya yang tau dan bersangkutan langsung menangani bayi tersebut. Elvinawati tidak mau berkomentar banyak dan beralasan sedang sibuk.

"Iya saya tanya dulu Kepala Puskesmas, saya sedang sibuk ini. Nanti dulu,"katanya sambil mengakhiri telepon.

Kabid Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun,Rosman Saragih SKM yang dikonfirmasi media menerangkan telah menanyakan ke puskesmas. Berdasarkan keterangan dari puskesmas Parapat ia dapat informasi bahwa pasien melahirkan pada 16 Oktober 2023 dan pulang esok harinya. Kemudian bayi tidak minum ASI dan dibawa ke RSUD Parapat.


“Ya sudah kita tanya kepala puskesmas, katanya bayi lahir tanggal 16 lalu pulang besoknya. Bayi tidak minum asi jadi dibawa ke RSUD Parapat entah berapa hari di sana kemudian dirujuk ke RS Efarina. Bayinya meninggal di RS Efarina. Konfirmasi saja ke direktur RSUD Parapat dan pihak RS Efarina,”katanya.


Terkait bagaimana penahanan di sana, Kabid menyarankan agar konfirmasi ke direktur RSUD Parapat dan rumah sakit Efarina di mana bayi meninggal dunia.

Topan Gendong bayinya ke Pemakaman
Topan Bakkara menggendong bayinya yang meninggal dunia diduga korban mal praktik Bidan Desa Elvinawaty Ambarita ke Pemakaman, Minggu (222/10/2023).


Kabid pun mengaku telah menegur pihak puskesmas terkait tidak adanya laporan perkembangan pasien pasca bersalin.


"Kalau berdasarkan keterangan dari kepala puskesmas, katanya pasien sudah bersalin baik dan sehat,”terangnya.
Namun Ketika disampaikan terkait adanya negosiasi antara bidan dengan keluarga pasien sebelum dikeluarkan ari-ari, Kabid menyatakan hal tersebut tidak dibenarkan.


“Itu kita cek nanti, tidak benar seperti itu, kita harus mengedepankan kemanusiaan. Pasien harus ditangani lebih dulu, nanti urusan lainnya,”terangnya.

Kabid pun mengaku baru tahu saat dikonfirmasi kalua ada case seperti itu dan pasien ternyata masih harus dirawat dan mendapatkan penanganan medis dari dokter hingga operasi di Rumah Sakit Tentara, Pematang Siantar.

Kabid pun menerangkan akan memanggil bidan yang bersangkutan dan kepala puskesmas, Terkait informasi yang telah diterimanya, Kabid mengaku akan melakukan Analisa Bersama Ikatan Bidan Indonesia dengan memintai keterangan dokter SPoG.(Jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved