Syamsul Arifin Meninggal Dunia

Suasana Rumah Duka Mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin di STM Medan, Mulai Ramai Pelayat

Beberapa peralatan seperti tenda, kursi juga terlihat mulai tersusun di pekarangan rumah almarhum. 

Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH
Suasana di rumah duka Almarhum Syamsul Arifin di Jalan Sukardarma, STM Medan, sejumlah pelayat tampak mulai berdatangan. 

Sosok Syamsul Arifin

Bupati ke-18 Kabupaten Langkat, Dato' Seri H Syamsul Arifin, atau yang akrab disapa Dato', dikenal sebagai salah satu dari sembilan orang terkenal di tanah Melayu. 

Adapun delapan tokoh terkenal di Kabupaten Langkat, yakni Syeikh Abdul Wahab Rokan, Syeikh Muhammad Husni Ginting Al-Langkati Al-Azhari, kemudian Pahlawan Nasional Amir Hamzah.

Tokoh lainnya adalah, Datok Haji Nordin gelas Datok Setia Bakti, H Tengku MHD Khalid Bin Sultan Mangedar, lalu Nazril Irham, Markus Horison dan Prof. DR. Djohar Arifin Husein. 

Syamsul Arifin lahir di Kota Medan, Sumatera Utara pada 25 September 1952 dari pasangan Hasan Basri atau lebih dikenal dengan Hasan Perak dan Fadlah. 

Hasan merupakan seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang terlibat dalam pertempuran di Pangkalan Brandan.

Saat itu, Hasan berpangkat Sersan Mayor.

Sesuai dengan adat suku Melayu, ia bergelar Datuk Lelawangsa Sri Hidayatullah Putera Melayu Sahabat Semua Suku. 

Ia merupakan seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara dari tanggal 16 Juni 2008 hingga 21 Maret 2011.

Sebelum diangkat menjadi gubernur, beliau menjabat sebagai Bupati Langkat dari tahun 1999 sampai 2004, terpilih kembali dari tahun 2004 sampai 2008.

Syamsul adalah gubernur pertama Sumatera Utara yang terpilih melalui pemilihan langsung seiring dengan perubahan demokratisasi di Indonesia.

Syamsul memiliki sejarah panjang di bidang politik.

Ia terjun dalam dunia politik ditandai bergabungnya dengan Golongan Karya hingga diberhentikan partai pada 12 Februari 2008 bersama Abdul Wahab Dalimunthe. 

Alasannya diberhentikan dikarenakan ia melanggar etika partai.

Tidak sampai setahun sejak terpilihnya Syamsul sebagai Gubernur Sumatera Utara, Partai Golkar yang saat itu mengusung Ali Umri sebagai calon Gubernur Sumatera Utara merasa menyesal pernah memecat Syamsul. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved