Viral

Tangis Pilu Albert Francis, Antarkan Jasad Alvaro ke Pemakaman: Ketemu Papi di Surga ya Nak !

Terlihat keduanya tak kuasa menahan tangis mengantar peti berisi jenazah putranya untuk terakhir kalinya menuju pusara. 

Editor: Satia
Istimewa
Tangis Ayah Antarkan Jasad Alvaro ke Pemakaman 

Pihak Rumah Sakit Minta Maaf

Pihak Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Kota Bekasi angkat bicara soal kasus Alvaro yang meninggal dunia diduga malapraktik.

Komisaris RS Kartika Husada Jatiasih dr. Nidya Kartika mengatakan, pihaknya meminta maaf kepada keluarga pasien atas apa yang telah terjadi.

"Dari hati yang paling dalam, kami mohon dimaafkan segala kekurangan yang menimbulkan kekecewaan selama dilakukan pengobatan dan perawatan," kata Nidya, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: VIRAL Emak-emak Geruduk Toko Obat, Resah Anaknya Terancam Dikeluarkan dari Sekolah Gegara Tramadol

Nidya menegaskan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin melakukan pelayanan terhadap pasien dan tidak ada niat apapun dari tim medis yang dapat menimbulkan risiko.

"Insya Allah, sejak awal tindakan perawatan maupun pengobatan untuk adik BA (Benekdiktus Alvaro) dari hari dan menit pertama tim medis berupaya memberikan yang terbaik," jelas dia.

"Tidak mungkin ada niat apapun dari tim medis juga pihak rumah sakit yang merugikan atau menelantarkan pasien anak BA," tambahnya.

Dia tidak menapik telah terjadi kesalahpahaman komunikasi antara pihaknya dengan keluarga pasien Alvaro, terkait permintaan resume medis.

Saat itu lanjut Nidya, keluarga meminta resume medis bertujuan agar bisa bersama-sama mencari rujukan rumah sakit yang lebih lengkap.

Baca juga: Baru Terungkap, Ternyata Ahli Forensik Terima Uang Tutup Mulut Kasus Kopi Sianda Jessica Wongso

"Hal ini baru saya ketahui hari Jumat kemarin tanggal 29 September 2023, setelah saya menemui keluarga adik BA, kami berkomunikasi dengan baik, dua arah setelah itu baru kamu mengerti apa yang diinginkan keluarga," jelas dia.

Manajemen RS Kartika Husada Jatiasih juga telah melakukan rapat khusus untuk penanganan pasien anak bernama Alvaro, termasuk mencari rumah sakit rujukan.

Kondisi Alvaro kata dia, merupakan pasien yang masuk kategori non-transferable atau sulit untuk dipindah untuk dilakukan rujukan.

Perlu kendaraan medis khusus yang memungkinkan memindahkan Alvaro, hal ini pula yang menjadi pertimbangan dalam proses rujukan.

Titik terang mencari rumah sakit rujukan muncul pada Minggu (1/10/2023), satu hari sebelum Alvaro dinyatakan meninggal dunia.

"Akomodasi sudah stand by, konsultasi dengan konsultan medis sudah terjadwal, tapi kondisi adik BA semakin menurun dan semakin jauh dari harapan, pada hari Senin kemarin adik BA tidak bisa bertahan," kata Nidya.

Baca juga: BERITA TERKINI Menteri SYL Datangi Istana Mengundurkan Diri? Jokowi Jawab soal Pertemuan

Kronologi

Albert bercerita awalnya sang anak mengalami sakit amandel yang sudah membesar.

Saat berobat, pihak puskesmas menyarankan agar amandel tersebut segera di angkat.

Namun, betapa terkejutnya ibu dari A saat anaknya tiba-tiba dibawa ke ruang operasi.

"Dijadwalkan tindakan operasi pukul 12.00, akan tetapi ditunggu pukul 12.00 belum datang, jadi istri saya berpikir bisa dia mandi sebentar," kata Albert dikutip dari Kompas.com, Sabtu (30/9/2023).

Pada saat dia masih mandi tiba-tiba perawat datang untuk membawa anak saya ke ruang operasi tanpa istri saya ketahui," imbuhnya.

Baca juga: Menteri Syahrul Yasin Limpo Segera Mundur dari Jabatan Menteri Pertanian, Dikabarkan Jadi Tersangka

Albert menuturkan, istrinya terkejut mengetahui anaknya tidak ada di kamar rawat.

Sang ibu lantas syok saat melihat anaknya sudah dipindahkan ke ruang operasi.

"Istri saya mendapatkan lokasi ruang operasi, akan tetapi anak saya sudah berada di dalam ruang operasi." bebernya.

"Istri saya sudah tidak dijinkan masuk atau menemui anak saya," ujar Albert.

Istri Albert lalu diberikan kertas untuk ditandatangani sebelum A menjalani operasi amandel.

"Istri disodorkan form untuk ditandatangani, dikarenakan sedang panik jadi dia hanya tanda tangan tanpa benar-benar paham apa isi form tersebut," imbuhnya.

Dari pukul 12.30 WIB, A menjalani operasi selama satu jam.

Setelah itu, dokter THT memberikan informasi operasi berjalan lancar.

Baca juga: Kementerian Pertanian Buka 493 Formasi CPNS 2023, Berikut Link dan Rinciannya

Selanjutnya, dari penuturan Albert, dokter anestesi yang mengambil alih untuk menyadarkan kembali anaknya.

"Tetapi di saat itu anak saya terlihat kesusahan dalam mengambil napas karena terlihat anak saya berusaha mengambil napas lewat mulutnya sekitar tiga kali seperti orang mendengkur keras," jelas Albert.

A kemudian mengalami henti napas dan henti jantung.

Dokter anestesi dan perawat langsung melakukan resusitasi jantung dan memasang ventilator.

Albert menuturkan, setelah itu sampai dengan hari Kamis, kondisi A mengalami penurunan tingkat kesadaran.

A tiba-tiba mengalami hilang kesadarannya.

"Di hari Jumat malam pihak dokter mendiagnosis anak saya sudah mati batang otak berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale) anak saya," ucapnya.

Sampai dengan saat ini, kata Albert, anaknya masih terbaring di rumah sakit.

Pihak RS belum memberikan penjelasan detail.

"Barusan direktur utamanya datang ke saya minta maaf dan saat ini saya minta tindakan nyata dan pertanggungan jawabnya untuk anak saya ini," jelasnya.

 

Artikel ini Tayang di Tribun Trends

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved