Banjir di Medan Makin Menjadi-jadi, Dewan Minta Penegak Hukum Tingkatkan Pengawasan Proyek Drainase
Menurutnya, permasalahan banjir di Kota Medan masih menjadi perbincangan dan keluhan.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN–MEDAN.com, MEDAN - Hujan sekejap mengguyur Kota Medan yang memicu banjir di banyak titik di Kota Medan, telah menjadi sorotan DPRD Kota Medan serta banyak masyarakat yang merasakan dampaknya secara langsung.
Hendra DS, Anggota Komisi IV DPRD Medan misalnya. Ia mengatakan, hujan deras beberapa waktu belakangan membuat warga membuat penilaian terhadap program penanganan banjir yang dilakukan Pemko Medan.
"Iya memang saat ini banjir di Kota Medan semakin jadi-jadi. Padahal, proyek saluran drainase dan pemasangan U-Ditch sedang gencar-gencarnya dilakukan," ucapnya.
Bahkan dikatakannya,beberapa waktu belakangan ada program baru Pemko Medan untuk mengatasi permasalahan banjir. "Seperti normalisasi sungai, pelebaran parit dan kolam retensi. Namun tetap banjir belum bisa diatasi dengan sempurna," terangnya.
Baca juga: Berita Foto: Warga Dorong Sepeda Motornya yang Mogok saat Terobos Banjir di Sei Batang Hari
Untuk itu, ia meminta seluruh program penanganan banjir dilakukan peninjauan ulang. Terutama dalam pemasangan U-Ditch dan drainase.
"Kita melihat sepertinya proyek U-Ditch ini tidak melewati proses kajian studi kelayakan. Elevansinya juga diragukan dan para pekerja proyek diduga tidak mengetahui struktur tanah di Medan sehingga meski U-Ditch telah selesai banjir tetap saja terjad," ucapnya, Sabtu (30/9/2023).
Politisi dari Partai Hanura kota Medan ini mencontohkan beberapa lokasi yang menjadi langganan banjir parah. "Antara lain Jalan Jermal, Setia Budi, Thamrin, Fly Over Letjend Jamin Ginting, Gatot Subroto, Danau Singkarak, Ayahanda, Sutomo,Willem Iskandar, dan sejumlah ruas lainnya," jelasnya.
Harusnya diterangkan Hendra, pengerjaan proyek U-Ditch sudah bisa dilirik oleh aparat penegak hukum agar dapat ditingkatkan pengawasan terhadap pengerjaannya.
"Jangan sampai proyek U-Ditch mirip dengan proyek lansekap lampu taman (lampu pocong) yang dijadikan total lost karena dianggap proyek gagal," terangnya.
Hendra DS pun berharap Wali kota Medan tetap memantau dan mengawasi proyek U-Ditch tersebut agar hasilnya sesuai harapan. "Harapannya ya dipantaulah proyek itu. Jangan dikerjakan tanpa pengawasan," pungkasnya.
Hal senada disampaikan, Wakil Ketua DPRD Medan Rajuddin Sagala. Menurutnya, permasalahan banjir di Kota Medan masih menjadi perbincangan dan keluhan. Menurutnya, memang benar masih banyak keluhan warga yang mengalami permasalahan banjir mau pun jalan rusak di Kota Medan.
"Sebenarnya kalau dari sisi anggaran APBD Tahun 2023 untuk permasalahan banjir ini sudah lebih dari cukup, tapi penanganan banjir pun tak kunjung selesai," jelasnya.
Kendati demikian, Rajuddin mengatakan, tak ada waktu untuk saling menyalahkan proyek yang lambat terselesaikan tersebut. "Makanya solusi dari kami, anggaran APBD 2024 pada P-APBD ini lebih difokuskan untuk pembenahan parit dan drainase dengan baik," jelasnya.
Selain itu, campur tangan pihak Badan Wilayah Sungai (BWS) juga harus dipercepat. Sebab saat ini, menurutnya, ada dua sungai yang belum selesai pendalaman dan pembentangan.
"Artinya percuma jika fokus ke pemasangan drainase tapi lupa melakukan pendalaman di sungai terutama di Sungai Deli dan Badarah," terangnya.
| Kolam Detensi Selayang Tambah Dana Rp 15 Miliar, Wali Kota Medan: Target Reduksi 10 Persen Banjir |
|
|---|
| Sembilan Bulan Menjabat Jadi Wali Kota, Banjir di Medan Belum Tertangani |
|
|---|
| Warga Keluhkan Bangunan Tutup Drainase: Hujan Sebentar, Jalan Marelan Pasar 3 Sudah Tenggelam |
|
|---|
| DPRD Kota Medan Soroti Kinerja Lambat BWS Sumut, Didesak Serius Tangani Banjir |
|
|---|
| SDABMBK Medan Tambah Sandbag Tinggikan Tanggul Cegah Banjir, Warga Harap Solusi Permanen dari BWS |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/29092023_BANJIR_MEDAN_DANIL_SIREGARjpg.jpg)