Warga Keluhkan Bangunan Tutup Drainase: Hujan Sebentar, Jalan Marelan Pasar 3 Sudah Tenggelam
Hujan tak sampai satu jam yang mengguyur kawasan Marelan sejak pagi hingga siang membuat Jalan Marelan Pasar 3 seketika berubah seperti kolam.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Hujan tak sampai satu jam yang mengguyur kawasan Marelan sejak pagi hingga siang membuat Jalan Marelan Pasar 3 seketika berubah seperti kolam. Genangan air mencapai sebetis orang dewasa hingga membuat kendaraan roda dua dan empat mogok di tengah jalan, Senin (20/10)
Pantauan di lokasi, air mulai naik menjelang siang setelah hujan dari pagi. Dalam waktu tak hitungan jam, jalan utama Pasar 3 yang biasanya padat oleh kendaraan tiba-tiba lumpuh total. Sejumlah pengendara terpaksa mendorong motornya ke pinggir jalan sambil berusaha menepi dari arus air yang mengalir cukup deras.
"Baru hujan sebentar saja sudah kayak gini. Ini sudah biasa. Tiap hujan dikit pasti banjir. Drainasenya kayaknya sudah tidak berfungsi,” keluh Edi (38), warga sekitar yang setiap hari membuka warung di tepi jalan.
Di sisi lain, sejumlah warga menyebut penyebab utama genangan adalah saluran drainase yang tersumbat dan tertutup bangunan warga. Beberapa parit terlihat dangkal dan dipenuhi sampah rumah tangga. “Dulu parit ini dalam, sekarang banyak yang nutup buat bangun rumah dan toko. Air nggak bisa ngalir lagi, ya akhirnya meluap ke jalan,” ujar Siti Aisyah (45), seoramg warga yang rumahnya tepat di tepi lokasi banjir.
Kondisi tersebut membuat aktivitas warga terganggu. Banyak pelajar yang terpaksa memutar arah, sementara pedagang kaki lima menutup lapaknya lebih awal karena air sudah merendam kaki mereka. “Kami berharap Pemko Medan turun langsung ngecek drainase di Marelan ini. Jangan cuma pas banjir besar baru datang. Air seperti ini cepat surut, tapi kalau tiap kali hujan begini terus, kan repot juga,” tambah Edi dengan nada kesal.
Hingga sore hari, air masih tergenang di beberapa titik, meski sudah mulai surut perlahan. Warga berharap pemerintah segera menertibkan bangunan yang menutup saluran air dan memperbaiki sistem drainase di kawasan tersebut agar banjir tak jadi langganan tiap hujan turun.
Persoalan banjir di Kota Medan dinilai tak lagi sekadar akibat hujan deras dan buruknya drainase, tetapi juga karena maraknya bangunan tambahan yang berdiri sampai ke pinggir jalan bahkan menjorok ke saluran Sungai.
Sebelumnya Ketua Fraksi PAN–Perindo DPRD Kota Medan, Bahrumsyah menilai fenomena ini sudah sangat mengkhawatirkan dan menuntut tindakan cepat dari Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (PKPCKTR) atau Dinas Perkim Kota Medan di Medan Utara.
"Sekarang hampir semua ruko di Kota Medan menambah bangunan sampai ke pinggir jalan. Dampaknya jelas, berkurangnya daya resap air ke tanah. Ini harus jadi skala prioritas Dinas Perkim untuk ditertibkan, terutama di garis sepadan jalan," kata Bahrumsyah kepada Tribun, Minggu (19/10).
Menurutnya, kondisi serupa juga terjadi di sepanjang garis sepadan sungai, terutama Sungai Deli dan daerah aliran lainnya. Banyak bangunan yang berdiri di atas jalan speksi atau bahkan sampai ke bibir sungai.
"Padahal garis sepadan sungai dan jalan speksi itu berfungsi penting untuk mempermudah perbaikan tanggul jika ada kerusakan. Tapi sekarang sudah berubah fungsi jadi bangunan masyarakat maupun industri. Sepanjang Sungai Deli sudah banyak yang melanggar roilen sungai. Ada bangunan yang sudah sampai ke pinggir sungai dan mengurangi serapan air," ujarnya.
Baca juga: Pemko Medan Komitmen Wujudkan Kota Inklusif dan Ramah, Termasuk Bagi Penyandang Disabilitas
Toko Tutup Lebih Awal
HUJAN hanya sebentar, tapi dampaknya panjang. Jalan Marelan Raya, khususnya di kawasan Pasar 1 hingga Pasar 5 Marelan kembali digenangi air banjir, hingga Senin (20/10) sore sekitar pukul 16.30 WIB. Tak hanya banjir, kemacetan parah, mengular jadi dampak kondisi Marelan. Kondisi yang sangat jauh untuk disebut kota metropolitan.
Deretan kendaraan terjebak di tengah genangan. Mobil-mobil sulit melaju, sementara pengendara sepeda motor tampak nekat menerobos air dengan kaki terendam. Di antara mereka, ada pelajar dan pekerja yang hanya bisa pasrah menunggu air surut agar bisa melanjutkan perjalanan. Bahkan menunggu bantuan, karena motornya mogok.
Pantauan di lapangan, tidak tampak satu pun petugas Dinas Perhubungan (Dishub) atau personel Polrestabes Medan yang berjaga untuk mengurai kemacetan. Arus kendaraan dari arah Medan Labuhan menuju Medan Marelan tersendat parah. Banyak pengendara memilih memutar arah, sementara sebagian lainnya nekat melawan arus demi keluar dari genangan.
| Sebagian Korban Banjir di Medan Sudah Kembali ke Rumah |
|
|---|
| Perbaikan Jalan Rusak dan Banjir Marelan Dikebut, Ini Kata Plt Kadis SDABMBK Kota Medan |
|
|---|
| Wali Kota Medan Tinjau 3 Titik Jalan Rusak dan Banjir di Marelan, Minta Diselesaikan sebelum Lebaran |
|
|---|
| Pemko Medan Terima Anugerah Garda Nasional Bumi dan Bencana Award 2022 dari Kementerian Dalam Negeri |
|
|---|
| Wali Kota Medan Bobby Nasution Harap Masyarakat Ikut Berkolaborasi Dengan Pemerintah Atasi Banjir |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Banjir-Marelan1.jpg)