Breaking News

Ciptakan Ekosistem Hulu-Hilir, Inalum Komitmen Jadi Pemimpin Pasar di Sektor Komoditas Aluminium

Tingginya potensi kebutuhan aluminium nasional saat ini menjadi peluang bagi industri aluminium di Indonesia.

|
TRIBUN MEDAN/RISKY CAHYADI
PRODUKSI ALUMINIUM - Pekerja mengikat aluminium yang telah dicetak di pabrik peleburan PT Inalum, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, Rabu (13/9). PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang merupakan pabrik peleburan aluminium satu-satunya milik Indonesia yang dikelola oleh Holding Industri Pertambangan MIND ID masih memproduksi alumnium 250 ribu ton per tahun saat ini. 

“Inalum sudah mempersiapkan sinergi ekosistem industri aluminium nasional yang saat ini masih perlu ditingkatkan dalam hal kolaborasi, baik dengan sesama sektor industri ataupun dengan pemangku kepentingan lain,” katanya.

Semakin ke Hilir, Nilai Tambah Semakin Besar

PENGAMAT Energi dari Energi Watch, Daymas Arrangga mengatakan, langkah strategis yang telah dilakukan Inalum terkait hilirisasi dengan menciptakan ekosistem hulu-hilir saat ini sudah tepat. Dengan fokus pada pengembangan ekosistem hulu-hilir ini, maka semakin ke hilir, nilai tambahnya untuk Indonesia akan semakin besar.

“Misalnya PT Indonesia Aluminium Alloy. Perusahaan ini tak sekadar menjadi anak usaha PT Inalum, tetapi juga menjadi pelengkap ekosistem hilirisasi. Artinya, semakin ke hilir, nilai tambah yang dihasilkan Inalum melalui PT IAA akan semakin besar. Meski demikian, kita tidak bisa melihat ketika Inalum sudah melakukan sebuah langkah hilirisasi, maka hal tersebut akan secara otomatis membawa Inalum mencapai target hilirisasi yang diinginkan. Harus dilihat juga bagaimana dukungan pemerintah untuk membuat industri aluminium sampai ke produk akhir yang memang bisa langsung digunakan masyarakat,” terang Daymas kepada Tribun-Medan, Rabu (13/09/2023).

Daymas yang merupakan Direktur Energy Watch ini juga mengapresiasi rencana pengembangan green energy atau energi hijau Inalum. Menurutnya, dengan menggunakan green energy, maka pasar (market) Inalum akan semakin besar di beberapa negara seperti di Eropa dan Asia. Saat ini, katanya, perkembangan industri telah mengarah kepada isu keberlanjutan di mana energi yang dipakai untuk proses hilirisasi juga menjadi perhatian utama.

“Ketika menggunakan green energy, ada nilai tambah lain yang membuat produk Inalum ini bisa lebih bersaing di pasaran. Memang saat ini belum terlihat, karena membuatuhkan biaya yang besar. Tapi kita bisa melihat bagaimana potensi green energy di Sumatera Utara yang melimpah. Potensi ini tentunya dapat dimanfaatkan Inalum,” pungkasnya. (top/Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved