Berita Sumut
Harga Gabah Tinggi Tidak Berdampak Pada Kesejahteraan Petani di Sumut
Salah satu petani, Budi sebut harga gabah yang saat ini dinilai tinggi sebanding dengan harga produksinya yang turut mengalami kenaikan.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Meski saat ini harga gabah ditingkat petani meroket, namun sejumlah petani di Sumatera Utara mengaku tidak mendapatkan keuntungan yang besar.
Budi, satu di antara petani di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara mengatakan bahwa saat ini harga gabah kering ditingkat petani dibanderol Rp 6.400 per kilogram.
Baca juga: Petani Tak Sabar Tunggu Bendungan Serdang Beroperasi, Kadis SDABMBK Deliserdang: Mungkin Aktif 2024
"Saat ini harga gabah Rp 6.400 per kilogram, ada kenaikan dari harga sekitar Rp 5 ribu lebih pada bulan lalu," ujar Budi kepada Tribun Medan, Rabu (6/9/2023).
Dikatakan Budi, harga gabah yang saat ini dinilai tinggi sebanding dengan harga produksinya yang turut mengalami kenaikan.
"Sebenarnya harga gabah segitu sih sudah sewajarnya karena kan dari segi pupuk, bibit dan pestisidanya juga mahal, itupun juga di barengi dengan harga beras yang mahal," katanya.
Dia menuturkan, kenaikan harga gabah tersebut juga disebabkan adanya penurunan produksi padi dan beras di beberapa daerah sentra produksi.
"Luas lahan sawah saya kurang lebih dua hektare, kalau lagi masa panen atau penguhujan di bulan September hingga Desember biasanya bisa sekali panen 5 ton, tetapi ini hanya ada 2 ton," paparnya.
Menurutnya, kenaikan harga gabah ini tidak berlangsung lama, sebab sebentar lagi akan memasuki masa panen raya.
"Kalau untuk naik terus harganya berat, tapi bisa dipastikan harganya akan turun lagi, karena sebentar lagi akan panen raya, tentunya ada penurunan harga, apalagi nanti ada beras bantuan dari Presiden Jokowi," ungkapnya.
Hingga saat ini, disampaikannya, fenomenal cuaca elnino tidak berpengaruh terhadap lahan sawah miliknya.
"Tidak ada pengaruh apapun dari fenomena cuaca elnino, bahkan sering hujan, kalau kami disini karena daerah pesisir jadi banjir sedikit masih bisa teratasi," sebutnya.
Dia berharap kepada Pemerintah untuk dapat menurunkan harga pupuk, pestisida hingga bibit agar harga gabah murah dan harga beras stabil.
Baca juga: Harga Karet Anjlok, Petani Beralih ke Tanaman Sawit
"Kalau bisa harga pupuk dan pestisidanya turun dan murah lah, karna saat ini harga pupuk subsidi Rp 180 ribu per karung, tapi pupuk ini kurang berkembang ya, jadi kita kebanyakan pakai pupuk non subsidi dengan harga sekitar Rp 400 ribu per karung dengan ukuran 50 kilogram," pungkasnya.
Diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) pada Agustus 2023, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani di bandrol Rp 6.454 per kilogram, naik sebesar 2,18 persen secara month-to-month (mtm).
Sedangkan gabah kering panen (GKP) mencapai Rp 6.007 per kilogram atau naik sebesar 5,09 persen mtm.
(cr10/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
| Nasib Kadishub Medan Erwin Saleh yang Mendadak Opname Usai Tersangka, Kejaksaan Siap Jemput Paksa |
|
|---|
| 3 Anggota Polda Sumut Diduga Mabuk Tabrak Wanita di Merak Jingga Belum Diproses ke Sidang Etik |
|
|---|
| Daftar 5 Jabatan Eselon IIB yang Kosong di Pemko Siantar, Akan Digelar Seleksi Terbuka |
|
|---|
| Duduk Perkara Bripda G Hajar Pengendara di Depan Polda Sumut,Alami Gangguan Jiwa tapi Aktif di Polri |
|
|---|
| Menteri Purbaya Disinggung soal Pembobolan Saldo Nasabah Bank di Karo, Hingga Kini Belum Tuntas |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Petani-Menanam-Padi-di-Sumut.jpg)