TRIBUNWIKI

DERETAN Bangunan Cagar Budaya di Kota Medan, Titi Gantung hingga Kantor Pos

Beberapa bangunan cagar budaya di Kota Medan yang masih berdiri tegak dan terjaga hingga saat ini.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
HO
Bangunan Cagar Budaya di Kota Medan 

2. Kantor Pos Besar

Sejumlah warga memadati Pos Bloc di Jalan Pos, Kota Medan, Minggu (2/7) sore. Proyek Pos Bloc Medan merupakan kolaborasi antara PT Pos Properti Indonesia dengan PT Ruang Kreatif Pos telah melakukan revitalisasi aset Gedung Kantor Pos Medan yang telah berusia 111 tahun tersebut menjadi sebuah creative hub multifungsi bagi berbagai komunitas kreatif, pengembangan talenta lokal, dan pemberdayaan bisnis UMKM.
Sejumlah warga memadati Pos Bloc di Jalan Pos, Kota Medan, Minggu (2/7) sore. Proyek Pos Bloc Medan merupakan kolaborasi antara PT Pos Properti Indonesia dengan PT Ruang Kreatif Pos telah melakukan revitalisasi aset Gedung Kantor Pos Medan yang telah berusia 111 tahun tersebut menjadi sebuah creative hub multifungsi bagi berbagai komunitas kreatif, pengembangan talenta lokal, dan pemberdayaan bisnis UMKM. (TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO)

Kantor Pos Besar berada di  Jl. Balai Kota – Jl. Kantor Pos, Kesawan, Kec Medan Barat, Kota Medan.

Konstruksinya dimulai pada tahun 1909 dan selesai pada tahun 1911.

Bangunan ini merupakan proyek besar pertama bagi J. Snuyf, arsitek Belanda yang pada tahun 1909 menjadi kepala di departemen pekerjaan umum (BOW / Burgerlijke Openbare Werken) di Batavia zaman kolonial.

Bangunan ini oleh arsitek Belanda, Cor Passchier, dikatakan menunjukkan sebuah inovasi pada masa itu yang menggambarkan satu pencarian gaya baru (Arsitektur Peralihan).

Kantor pos pada masa kolonial ditujukan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda.

Saat ini, selain masih sebagai kantor pos, sebagian sisi Kantor Pos Besar juga sudah disulap menjadi tempat nongkrong anak muda Medan yaitu Pos Bloc.

3. Titi Gantung

Warga berkunjung ke Titi Gantung Kota Medan di Jalan Kereta Api No.2 B, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara, hari Senin (24/6/2019)
Warga berkunjung ke Titi Gantung Kota Medan di Jalan Kereta Api No.2 B, Kesawan, Kec. Medan Bar., Kota Medan, Sumatera Utara, hari Senin (24/6/2019) (Tribun Medan/Aqmarul Akhyar)

Titi Gantung berada di Jl. Stasiun Kereta Api, Kesawan, Kec Medan Barat, Kota Medan.

Titi Gantung merupakan sebuah jembatan yang dibangun pada tahun 1885 bersamaan dengan pembangunan stasiun kereta api, dan diresmikan pada tahun 1920 bersamaan dengan peresmian kantor pusat Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).

Jembatan yang ditujukan untuk pejalan kaki ini menghubungkan dua jalan, Jalan Stasiun Kereta Api dan Jalan Irian Barat yang berada di kedua sisi rel kereta api.

Dahulu, pada sore hingga malam hari Titi Gantung menjadi tempat favorit pejabat Belanda untuk bersantai dan menikmati pemandangan kota.

Titi Gantung tidak hanya infrastruktur fungsional tetapi juga secara estetika memiliki daya  tarik  untuk  menghibur  masyarakat.  

4. Kuil Shri Mariamman

Kuil Shri Mariamman, di kampung madras, Jalan Teuku Umar No. 18 Petisah Tengah, Medan
Kuil Shri Mariamman, di kampung madras, Jalan Teuku Umar No. 18 Petisah Tengah, Medan (TRIBUN MEDAN/HUSNA)

Kuil Shri Mariamman merupakan tempat ibadah umat Hindu yang terletak di kawasan Kampung Madras Medan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved