TRIBUNWIKI

DERETAN Anak Muda Sumut yang Peduli dengan Lingkungan, Ada yang Fokus dengan Daur Ulang Sampah

Saat ini, banyak anak-anak muda yang mulai fokus dan peduli terhadap lingkungan.

Editor: Ayu Prasandi
HO
Anak Muda Sumut yang Peduli dengan Lingkungan 

"Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya sampah yang bertebaran di sekitar wilayah Bukit Lawang yang tentu saja menjadi masalah bagi kebersihan, kenyamanan, serta keindahan lingkungan," ujar Namira.

Ditambah lagi masyarakat sekitar yang belum begitu sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan membiasakan perilaku-perilaku seperti membuang sampah ke sungai atau membakar sampah. 

"Karna itu, yayasan Sayap Proyek Indonesia hadir memberikan pemahaman tentang penyelamatan dan pelestarian lingkungan kepada masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka," jelasnya.

Waste management menjadi salah satu fokus kegiatan yang dilakukan Namira bersama Yayasan Sayap Proyek Indonesia. 

Kegiatan waste management yang biasanya dilakukan Namira meliputi aksi bersih-bersih lingkungan mulai dari daerah pariwisata Desa Bukit Lawang, Desa Sampe Raya, dan Desa Timbang Jaya, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara hingga ke luar wilayah Kabupaten Langkat, seperti di Kota Medan dan Bali.

Lalu, ada juga kegiatan lain seperti pembuatan bank sampah, mengelola sampah organik masyarakat menjadi kompos, mengelola sampah plastik menjadi ecobrick, hingga membangun desa daur ulang yang digadang-gadang menjadi yang terbesar di dunia sekaligus sebagai role model pengelolaan sampah di Indonesia. 

Selain itu, Namira bersama Yayasan Sayap Proyek Indonesia turut membantu masyarakat sekitar dalam hal waste management melalui sosialisasi door to door.

Dengan membagikan tong sampah juga melakukan pengutipan sampah organik dan nonorganik dari rumah ke rumah, serta mengumpulkan masyarakat untuk melakukan sosialisasi mengenai ecobrick, bank sampah, dan masih banyak lagi.

Namira mengatakan bahwa edukasi tentang pemahaman isu lingkungan seperti sampah dan climate change penting dilakukan kepada anak-anak sedari dini.

"Agar di masa yang akan datang mereka sebagai generasi penerus bangsa tidak terlalu letih lagi melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah karena masyarakatnya sudah memahami bagaimana pengelolaan sampah yang baik untuk bumi," ungkapnya.

Kemudian yang menjadi tujuan utama Namira saat ini yaitu membangun desa daur ulang terbesar di dunia, yang dimana bangunan pada desa tersebut didirikan menggunakan sampah hasil daur ulang ecobrick. 

Saat ini progres pembangunan desa tersebut sudah berhasil menyerap sampah plastik sebanyak lebih dari 30 ton. 

“Dengan adanya 30 ton sampah plastik yang berhasil diserap oleh bangunan dapat membuktikan kepada dunia bahwa waste is not waste until you waste it. Sampah juga mempunyai nilai, bagaimana kita melihat nilai sampah itu bergantung pada cara kita mengelola sampah tersebut menjadi hal yang lebih bermanfaat, misalnya menggunakan bangunan pada desa daur ulang tersebut sebagai tempat belajar bagi anak-anak untuk mengedukasi mereka mengenai waste management sebagai generasi penerus nantinya,” tutur Namira.

Sebagai penutup, Namira berharap kegiatan pelestarian lingkungan ke depannya dapat menjadi tren yang keren di mata masyarakat terutama anak muda.

Sehingga mereka tidak malu dan jijik mengikuti aksi pengutipan sampah dan bersih-bersih yang dilakukan di jalan ataupun pantai. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved