Breaking News

Brandan Bumi Hangus, Aksi Pembakaran Satu Kota Demi Melawan Penjajah Belanda, Api Berkobar 3 Hari

Sejarah mencatat, Pangkalan Brandan termasuk daerah yang memiliki nilai historis tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.

Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Juang Naibaho
HO
Dokumentasi peristiwa Brandan Bumi Hangus pada 13 Agustus 1947. 

TRIBUN-MEDAN.com - Sejarah mencatat, Pangkalan Brandan menjadi salah satu daerah yang memiliki nilai historis tentang perjuangan rakyat Indonesia melawan Kolonial Belanda.

Perlawanan masyarakat Pangkalan Brandan dan sekitarnya terhadap Belanda mencapai puncaknya pada 13 Agustus 1947.

Kilang-kilang minyak dan berbagai sarana bangunan terkait perminyakan diledakkan untuk menghambat laju pasukan Belanda, yang kala itu didukung oleh Sekutu.

Kota Pangkalan Brandan yang dikenal sebagai penghasil minyak bumi menjadi lautan api.

Penghancuran ini sekaligus sebagai bentuk upaya perlawanan terhadap Belanda yang mencoba menduduki wilayah penghasil minyak tersebut pada masa Agresi Militer Belanda.

Diwawancara berapaa waktu lalu, Ketua Tua Angkatan 45 Langkat, Datok Seri Zainal Arifin, AKA, mengatakan, peristiwa yang terjadi di Pangkalan Brandan tak kalah menarik dengan peristiwa Bandung Lautan Api.

Ia menceritakan upaya Belanda pada masa Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947.

Pada masa itu Belanda masuk ke Kota Medan, setelah sebelumnya menerobos Surabaya pada November 1945.

Setelah berada di Sumatera, pemerintahan pun lumpuh. Belanda mengambil alih kekuasan.

Kantor Gubernur Sumatera, yang pada saat itu dijabat oleh T Muhammad Hasan, akhirnya dipindahkan ke Siantar.

Namun, Belanda tak kunjung puas dan tetap berupaya mengambil alih kekuasaan.

Gubernur Sumatra akhirnya diberangkatkan ke Aceh. Untuk pengamanan gubernur, diserahkan kepada jenderal yang di Aceh.

Namun, situasi di Sumatra tepatnya di Medan tetap belum kondusif.

Tentara Belanda kemudian mengarahkan serangan ke Langkat.

Tentara Belanda konvoi menggunakan kendaraan lapis baja dan kelengkapan alat tempurnya, masuk dari daerah Tandem Hilir.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved