Berita Viral

Siswi SD Dibully Teman dan Gurunya Karena Agama, Nurut Pakai Jilbab Tetap Dihina, Disdik Tak Mempan

Kasus perundungan dan intoleransi sangat meresahkan terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. 

HO
Kasus perundungan dan intoleransi sangat meresahkan terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.  

Menurutnya, B adalah seorang anak yang datang dari keluarga penganut penghayat kepercayaan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa.

"B ini masih kelas 2 SD dan karena keyakinannya itu, karena kepercayaannya itu, dia dibully di sekolahnya. Yang mem-bully dia itu mulai dari murid, dan juga guru bahkan kepala sekolah," tambah Ade.

"Dia itu dipaksa oleh kepala sekolahnya untuk mengenakan jilbab dan dia sudah mengenakan jilbab. Tapi tetap juga dibully karena kepercayaannya. Dia dicap kafir, diledek, dicaci maki, bahkan dipukul," ujar Ade,

Suatu kali, kata Ade, B dipukul oleh rekan-rekannya sehingga pulang ke rumah dengan keadaan hidung berdarah.

"Orang tuanya tentu saja tidak terima. Orangtuanya datang ke sekolah memprotes. Dan guru dan kepala sekolah, sekedar bilang bahwa ah itu biasa kelakuan anak-anak," kata Ade.

Orang tua B, tambah Ade akhirnya mengadu ke dinas pendidikan setempat.

"Didatangilah sekolah itu oleh anggota dari dinas pendidikan. Dan ternyata tidak ada perubahan. Anak itu masih terus dibully, sampai akhirnya orang tuanya terpaksa mengeluarkan anak itu dan pindah ke sekolah lain," kata Ade,

Baca juga: PRIA Tega Jual Istri Rp 600 Ribu, Jadi Pemuas Nafsu Lelaki di Hotel, Digerebek Saat Berbuat Asusila

Baca juga: MALANG Melintang di Korps Lalulintas, Sosok Kombes Muji Ediyanto, Kini Jabat Dirlantas Polda Sumut

Menurut Ade, dirinya tidak bisa membayangkan betapa jahatnya yang dilakukan para guru dan kepala sekolah serta betapa tertekannya B, siswa perempuan yang masih kelas II SD.

"Saya tidak bisa membayangkan betapa jahatnya apa yang dilakukan oleh para guru dan kepala sekolah dan teman-temannya terhadap B," kata Ade.

"B pasti hidup dalam keadaan yang sangat stres, sangat tertekan dan itu terjadi hanya karena orang-orang di sekitarnya tidak bisa menerima, tidak toleran terhadap apa yang diyakini oleh keluarga B," ujarnya.

Ade berharap kasus serupa seperti ini tidak lagi terjadi terhadap siapapun.

"Pemerintah harus secara tegas menindak guru dan kepala sekolah," katanya.

Keluarga Siswi B Pulang ke Kampung Halaman

Kasus yang menimpa siswi B di SDN Jomin Barat II ini juga diungkapkan Roger Paulus Silalahi dalam tulisan opininya di situs sintesanews.com.

Roger menyebut dirinya sebagai Penggemar Pancasila.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved