Viral Medsos

Mahasiswa Terbaik Dapat Kekerasan Verbal dari WR 1, Singgung Orangtuanya yang Sudah Meninggal

Mahasiswa terbaik Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMK viral di media sosial seusai mengungkapkan rasa sakit hatinya.

HO
Annisya Qona'ah, mahasiswa terbaik Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus (UMK) mengungkapkan perasaan sakit hati setelah Wakil Rektor 1 menyindir tentang wali wisuda yang diwakili oleh kakaknya, bukan oleh orang tuanya. 

TRIBUN-MEDAN.com - Mahasiswa terbaik Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muria Kudus (UMK) bernama Annisya Qona'ah viral di media sosial seusai mengungkapkan rasa sakit hatinya pada Selasa (30/5/2023).

Video ungkapan sakit hati mahasiswa terbaik itu diunggah oleh akun Instagram @kabarnegri.

Dalam video tersebut, Annisya Qona'ah mengungkapkan perasaan sakit hati setelah Wakil Rektor 1 menyindir tentang wali wisuda yang diwakili oleh kakaknya, bukan oleh orang tuanya.

Annisya menjelaskan bahwa kakaknya menjadi wali wisuda karena kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.

Namun, dia merasa terkejut dan tidak menyangka mendengar pernyataan yang terlalu berani dari Wakil Rektor 1, terlepas dari kondisi dia yang sudah tidak memiliki orang tua.

Annisya mengakatakan bahwa kejadian itu bermula saat gladi wisudawan, ketika Annisya bertemu dengan Wakil Rektor 1 untuk pertama kalinya.

Ternyata perlakuan yang diterima oleh Annisya itu tak lepas dari puisi yang pernah dibuat olehnya.

Pada saat itu, Annisya membacakan puisi yang mengkritik Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di UMK, yaitu Siti Masfuah, yang telah dipecat.

Setelah itu, Wakil Rektor 1 bertanya apakah dia akan membacakan puisi lagi, dan Annisya menjawab bahwa dia tidak akan melakukannya.

"Terus waktu turun dari panggung beliau nyamperin saya beliau nanya 'kamu baca puisi lagi apa gak' saya kan bingung 'ya saya jawab loh enggak buk'," ujar Annisya.

Percakapan berlanjut, dan akhirnya Wakil Rektor 1 menanyakan siapa yang hadir sebagai wali untuk mendampingi Annisya.

Annisya menjawab bahwa kakaknya hadir karena orang tuanya telah meninggal dunia. Namun, Wakil Rektor 1 tidak menunjukkan rasa prihatin, malah ia berbicara dengan sangat berani kepada Annisya.

Annisya merasa terkejut dengan kejadian ini karena ini adalah pertemuan pertamanya dengan Wakil Rektor 1 dan dia mengalami perlakuan seperti itu.

"Dia bilang 'kamu siapa yang nyuruh baca puisi', saya jawab 'loh gak ada yang suruh buk saya sendiri' dia langsung bilang mahasiswa yang tidak mengerti apa-apa, terus beliau tanya lagi 'besok yang datang siapa?, saya jawab 'kakak, orang tua saya sudah meninggal buk' dijawab lagi 'ora due wong tua re, wani-wani ne'," kata Annisya sambil mempraktekkan ucapan Wakil Rektor 1.

"Kedua orang tua saya memang sudah meninggal semua, perkataan itu yang buat saya sakit itu di depan semua mahasiswa terbaik," sambung Annisya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved