Jemaah Haji
Pasutri Penjual Mie Sop Naik Haji, Keluarga Berangkatkan Penuh Haru dan Bangga
Sumani (66) yang lebih dikenal dengan Pak Danang bersama istrinya, Saminem (66) telah memiliki niat ke Tanah Suci sejak dua puluh tahun lalu.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE – Pasangan suami-istri penjual mie sop di Balige akan berangkat ke Tanah Suci pada Kamis (1/6/2023) setelah tiba di Asrama Haji Medan pada hari ini, Rabu (31/5/2023).
Sumani (66) yang lebih dikenal dengan Pak Danang bersama istrinya, Saminem (66) telah memiliki niat ke Tanah Suci sejak dua puluh tahun lalu.
Penjual miesop ini ternyata memiliki keyakinan bahwa ia bersama istrinya bakal bisa naik haji di hari tuanya. Ternyata, niat baik dan usaha tidak sia-sia selama ini.
Saat Tribun Medan sambangi rumahnya, di Lumban Dolok, Balige pada Selasa (30/5/2023) malam, Pak Danang masih berada di Mesjid Al Hadhonah mengikuti sejumlah kegiatan sebelum pemberangkatan ke Asrama Haji, Medan pada Rabu (31/5/2023).
Keberangkatan ke Tanah Suci baginya sebuah misteri. Pasalnya, ia yang berprofesi sebagai penjual mie sop sejak tahun 1983 di Balige ini merasa tak mampu bila hanya mengandalkan kekuatannya hingga bisa mengumpulkan biaya untuk naik haji.
Niatnya berangkat ke Tanah Suci pertama kali muncul saat ia bersama dengan istrinya mengikuti pemberangkatan jemaah haji ke Tanah Suci di mesjid pada tahun 2012.
“Dulu, saat saya ke Balige ini pada tahun 1983, saya berdoa sendirian. Keyakinan saya pada waktu itu, saya bisa makan di Balige ini. Sejak tahun 1983 hingga 1990, saya dapat habiskan satu ekor ayam untuk mie sop,” ujar Sumani, Selasa (30/5/2023) malam.
Dalam perjalanan waktu, miesop Pak Danang ini mulai dikenal. Anak yang pertama ayah yang sudah berumur 66 tahun ini adalah Danang. Dengan berjualan, ia bisa menafkahi 3 puteranya hingga menyelesaikan pendidikan.
“Awalnya saya berkeliling jualan mie sop ini, keliling Kota Balige dan dari situlah makin banyak pelanggan yang minta. Inilah awal perjuangan. Dua tahun kemudian, lahirlah anak saya yang ketiga. Saya dan istri pun sudah tinggal bersama di Balige ini dan berjualan bersama,” sambungnya.
Sebagai seorang ayah, ia sangat peka dengan pendidikan anaknya. Walau dengan tertatih-tatih, ia bersama istrinya berupaya seoptimal mungkin agar anaknya dapat menikmati hidup yang lebih baik dari dirinya saat ini.
“Tiga anakku ini dapat hidup seperti sekarang adalah berkat Allah. Yang pertama, Danang bisa buka bengkel di Stabat. Yang kedua, sebagai staff di Rutan Balige, dan yang ketiga bekerja di Kemenag Medan. Prinsip saya sejak dulu adalah biarlah saya penjual miesop, namun anakku jangan lagi penjual miesop,” terangnya.
Dengan doa dan keyakinannya, ia bersama istrinya berangkat dari rumah sembari mendorong gerobaknya berkeliling Kota Balige pukul 10.00 WIB dan kembali ke rumah pada pukul 17.00 WIB.
Tergolong sibuk, ia tetap menyempatkan diri mengikuti berbagai kegiatan keagamaan dan juga di Mesjid Al Hadhonah, Balige.
Ia yang dikenal sebagai penjual miesop yang murah hati, kerap membuat pelanggan kecarian manakala Pak Danang dan istri tidak berjualan.
Misalnya, sejak Bulan Ramadhan, Pak Danang dan istrinya sudah mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Tanah Suci.
| Cerita Jemaah Haji Termuda dari Sumut, Yazid Nasution Senang Bisa Bantu Lansia di Tanah Suci |
|
|---|
| 359 Jemaah Haji Kloter Pertama dari Padangsidimpuan Tiba di Tanah Air |
|
|---|
| Cerita Jemaah Haji asal Sumut Khairunnida saat Wukuf di Arafah, Air Mata Berjatuhan |
|
|---|
| Jemaah Haji Kloter Pertama Tiba di Debarkasi Medan Besok, Berikut Jadwal Lengkap Pemulangan |
|
|---|
| Jemaah Haji asal Sumut yang Wafat di Tanah Suci Bertambah 2 Orang, Berikut Daftarnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pak-Danang-bersama-istrinya-sedang-berada-di-rumah-sebelum-keberangkatan-ke-Tanah-Suci.jpg)