Dugaan Korupsi Beasiswa

Diduga Korupsi Beasiswa, Pejabat Universitas Al Washliyah Labuhanbatu Malah Intimidasi Mahasiswa

Pejabat rektorat Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu mengintimidasi mahasiswa usai diduga mengorupsi dana beasiswa

Editor: Array A Argus
INTERNET
Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Sejumlah pejabat rektorat Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu dituding melakukan intimidasi terhadap sejumlah mahasiswa, usai dilaporkan korupsi dana beasiswa ratusan juta.

Menurut mahasiswa, ada pejabat yang mengancam mereka agar tidak macam-macam, dan jangan meributi dugaan korupsi beasiswa yang kini ditangani Kejati Sumut itu.

"Mahasiswa diancam, diintimidasi. Contoh, kami jangan macam-macam sama saya, sikit-sikit melapor. Kalian pikir saya takut," kata A, mahasiswa Universitas Al Wasliyah, menirukan ucapan pejabat rektorat tersebut, Selasa (30/5/2023).

Baca juga: Dugaan Korupsi Rp 2 Miliar Kantin Dinkes Sumut, Inspektorat Ngaku Sudah Ingatkan Kepala Dinas

A mengatakan, bahwa pejabat tersebut tidak takut dengan laporan mahasiswa ke penegak hukum.

"Saya bukan dosen sembarangan kata rektor. Ya, sebagai mahasiswa, takut bang, mereka ikut aja jadinya, padahal mereka mengeluh bang," kata A.

A membeberkan, adapun modus dugaan korupsi beasiswa ini bermula saat mahasiswa menerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).

Kala itu, para penerima beasiswa dipanggil dan dikumpulkan di kampus Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu.

Baca juga: Dugaan Korupsi Berjemaah Kelompok Tani Hutan, Proyek Mangrove Diduga Fiktif, Ini Modusnya

Di sana, pihak rektorat menyuruh penerima beasiswa untuk membuka rekening dengan biaya Rp 10.000.

"Setelah duit ini cair, kami balik lagi ke kampus," kata A.

A mengatakan, uang beasiswa yang dia terima berkisar Rp 3,5 juta.

"Kami satu kelompok ada lima orang," kata A.

Ia mengatakan, tiap orang mendapatkan beasiswa dengan nominal yang berbeda.

Baca juga: Kepala SMK Negeri 9 Medan Diduga Korupsi Dana BOS, Disdik: Gubernur Akan Beri Sanksi

Karena jumlah satu kelompok lima orang, A kemudian menyetorkan uang Rp 15,5 juta kepada Wakil Rektor II Universitas Al Wasliyah Labuhanbatu bernama Mifta.

"Saya setorkan di satu warkop yang ada di Rantauprapat," kata A.

Tidak hanya menyetorkan uang beasiswa, A juga membayar uang tambahan yang diminta pihak rektorat.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved