Kematian Mahasiswi USU

Polisi Tunggu Hasil Autopsi Jenazah Mahasiswi USU, Kompol Faidir: Belum Ada Komentar dari Labfor

Kasus kematian Mahira Dinabila, mahasiswi USU yang ditemukan tewas di rumah orangtua angkatnya di Komplek Rivera, masih misteri, Kamis (18/5/2023).

"Kondisi mukanya sudah hancur, tinggal tengkorak, tapi badan utuh," ungkapnya.

Namun, sampai sejauh ini pihak keluarga belum mendapatkan keterangan resmi terkait penyebab tewasnya korban.

Dikatakan Pariono, setelah melihat kondisi korban yang begitu mengenaskan dan sudah membusuk, keluarga menduga jenazah korban sudah meninggal sekitar 10 hari.

Pariono juga menceritakan, bahwa putri keempat dari lima bersaudara ini sudah tinggal bersama dengan keluarga Mawardi sejak umur empat bulan.

Korban diangkat oleh keluarga Mawardi, karena tidak memiliki anak.

Lalu, seiring berjalannya waktu, Mawardi dan istrinya bercerai.

Rumah yang mereka tempati jatuh ke tangan sang istri.

Tahun 2020 silam, mantan istri Mawardi meninggal dunia. 

Sebelum meninggal dunia, mantan istri Mawardi yang merupakan ibu angkat korban mewariskan rumah tersebut kepada Mahira Dinabila.

Sementara, Mawardi menikah lagi dan tinggal bersama dengan istri barunya.

"Saya pernah lihat surat pernyataan, rumah itu jatuh ke tangan istrinya, dari istrinya rumah itu diserahkan ke korban," ujarnya.

Sejauh ini, dikatakannya, bahwa pihak keluarga masih curiga terhadap kematian korbanm, terlebih ditemukan banyak kejanggalan.

"Banyak sekali, seperti bagian kepala sudah jadi tengkorak dan badannya utuh. Kenapa handphone nya itu mau dijadikan barang bukti bapak menahannya, tidak dikasih sama polisi," ujarnya.

"Kedua itu masalah visum, itu tanpa sepengetahuan saya dia (Mawardi) yang mengajukan surat ke polsek jangan sampai jenazah diautopsi, lalu pagarnya digembok dari luar," tuturnya.

Lebih lanjut, pria yang berprofesi sebagai penarik becak ini juga menyampaikan bahwa pihaknya masih berencana melaporkan kejanggalan tersebut kepada polisi.

"Tadi kita ke polisi, polisi mengatakan kenapa waktu kejadian itu tidak diautopsi, jadi kemarin saya mengantar jenazah ke rumah sakit," ungkapnya.

"Sementara bapak angkatnya mengurusi surat ke polsek, surat yang diajukan nya itu terkait penolakan autopsi,"jelasnya.

Polisi Bongkar Makam Korban

Petugas kepolisian akhirnya melakukan pembongkaran makam Mahira Dinabila, mahasiswi USU yang meninggal tidak wajar.

Proses pembongkaran makam mahasiswi USU ini disaksikan oleh pihak keluarga dan masyarakat.

Menurut Parino, ayah kandung almarhumah Mahira Dinabila, proses pembongkaran makam dilakukan guna mengungkap penyebab kematian anaknya.

"Saya ucapkan terima kasih kepada Kapolsek Patumbak yang sudah membiayai autopsi ini," kata Pariono, Sabtu (13/5/2023).

Pariono mengatakan, ia berharap ada petunjuk yang kuat tentang penyebab kematian anaknya.

Selama ini, ada beberapa kejanggalan yang dirasa pihak keluarga, sejak kematian korban. 

"Semoga pihak Dit Labfor Polda Sumut bisa secepatnya memberikan rilis hasil autopsi, dan bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi terhadap anak saya," katanya.

Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Mahasiswi USU, Ada Sepucuk Surat hingga Kejanggalan Menurut Ayah Korban

Dari amatan Tribun-medan.com, proses pembongkaran makam di pekuburan muslim Perumahan Mandala, Jalan Kenanga Raya, Kelurahan Kenanga, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang disaksikan puluhan masyarakat.

Ketika makam mulai dibongkar, tercium aroma tak sedap dari lokasi.

Warga pun langsung menutup hidung, dan menjauh dari lokasi pemakaman.

(cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved